Anak-anak bukanlah orang dewasa yang mengetahui segala hal, baik dan buruk. Jika sudah bermain yang dipikirkan oleh seorang anak hanyalah perasaan senang saja. Tanpa peduli apakah mereka bermain di tempat aman atau tidak. Saya juga menyayangkan mengapa pemangku kepentingan memberikan tempat berbahaya seperti itu.
Saya bersyukur bahwa apa yang saya pikirkan selama ini telah mendapat respon dari pemangku kepentingan, meskipun belum sampai di wilayah tempat saya tinggal, Pondok Pinang.
Terus terang saja saya sendiri belum memahami benar apa yang melatar belakangi timbulnya Ruang Publik ini. Semua masih dalam pemikiran individu saya saja, salah satunya adalah keterbatasan lahan di Jakarta.
Menurut pandangan umum, ruang publik sudah ada sejak zaman Yunani Klasik. Namun seiring dengan memudarnya era Yunani dan munculnya zaman feodal yang diiringi dengan perkembangan kapitalisme telah terbentuk sebuah ruang publik baru yang oleh Habermas disebut sebagai Ruang Publik Borjuis – pertengahan abad XVII hingga pertengahan abad ke XX ( the bourgeois public sphere ).
Dalam bukunya “Habermas; Rescuing the Public Sphere, mengartikulasikan kepentingan ruang publik untuk kebutuhan masyarakat dengan berkumpul bersama-sama.Â
Secara nyata pada awalnya Habermas menggambarkan ruang publik dalam sebuah coffee house dan salon, ketika sekelompok laki-laki anggota kaum borjuis, bangsawan dan intelektual bertemu untuk membahas karya sastra.
Itu adalah sepenggal perjalanan panjang awal mula terciptanya ruang publik. Seiring perkembangan zaman di mana saat ini telah memasuki abad XXI, ruang publik semakin diminati oleh semua kalangan masyarakat.Â
Kalau dulu ruang publik hanya diperuntukkan bagi kaum borjuis dan bangsawan saja, namun tidak untuk saat ini. Pada akhirnya masyarakat sangat mengapresiasi keberadaan ruang public ini. Hal ini terbukti dengan beragam kebutuhan serta keinginan masyarakat yang berbeda, maka terciptalah ruang publik baru. Seperti misalnya di Kota Bandung, telah tercipta ruang publik dengan beragam kepentingan dan kebutuhan.