Anak laki-laki berjersei Timnas Indonesia itu segera mengangguk. Ketika aku mau menyerahkannya, mataku tiba-tiba melihat sesuatu. Radius belasan meter dari belakang anak itu, ada sepasang suami-istri. Sang istri sedang mengerutkan keningnya.
“Ya kan tadi aku nitip. Kamu yang harusnya tanggung jawab dong, bukan malah nyalahin aku!”
“Emang kamu tadi nggak lihat aku lagi ngobrol sama bosku? Harusnya kamu ajak Rey, bukan malah dititipin aku!”
“Kamu yang salah!”
“Enak aja.”
Aku mengulum bibir. Itu adalah mereka yang aku kata sepasang kekasih yang berkecukupan, ternyata mereka adalah sepasang suami-istri.
“Kak?”
“Eh? Nama kamu Rey?”
“Kok tau?”
Aku segera berdiri. Menggandeng tangan anak itu dan segera menghampiri kedua orang tuanya. Seketika perdebatan mereka berhenti setelah melihat aku dan Rey berjalan mendekat. Sang ibu spontan meleluk, Rey kebingungan.
“Kenapa, Mah?”