Mohon tunggu...
Eti Handayani
Eti Handayani Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

saya sangat menyukai bidang kesehatan dan keluarga

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

rewang dalam perspektif indigenous : sebuah kajian tentang solidaritas sosial dan kearifian lokal

19 Desember 2024   08:07 Diperbarui: 18 Desember 2024   22:17 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rewang sering kali melibatkan partisipasi keluarga dalam setiap kegiatan, di mana nilai-nilai kebersamaan diajarkan sejak dini. Dalam psikologi perkembangan, keluarga memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai sosial anak-anak. Melalui aktivitas rewang, anak-anak belajar tentang pentingnya bekerja sama, saling menghargai, dan menolong sesama. Selain itu, mereka juga belajar tentang penghargaan terhadap tradisi dan cara-cara hidup yang lebih kolektif, yang berbeda dengan orientasi individualis yang kerap ditemui dalam masyarakat modern.

5. Psikologi Komunitas dan Kesehatan Mental

Dari perspektif psikologi komunitas, kegiatan seperti rewang memberikan dampak positif terhadap kesehatan mental anggota komunitas. Interaksi sosial yang terjadi selama kegiatan ini menciptakan rasa kebersamaan yang mendalam, yang pada gilirannya dapat menurunkan perasaan kesepian dan meningkatkan rasa kesejahteraan. Selain itu, terlibat dalam kegiatan sosial seperti rewang juga membantu mengurangi stres, kecemasan, dan meningkatkan perasaan kontrol terhadap lingkungan sekitar. Kegiatan gotong royong dalam rewang juga memberi rasa penting pada individu bahwa mereka adalah bagian dari suatu sistem yang lebih besar. Hal ini memperkuat rasa kebermaknaan hidup dan meningkatkan harga diri, karena individu merasa dihargai dan dibutuhkan dalam komunitas.

6. Tantangan dalam Konteks Modernisasi

Meskipun rewang masih dilaksanakan di banyak daerah, globalisasi dan modernisasi telah memengaruhi pola-pola kehidupan tradisional ini. Masyarakat yang semakin individualistis dan sibuk dengan kehidupan pribadi seringkali mengurangi partisipasi dalam kegiatan kolektif seperti rewang. Dari perspektif psikologi, hal ini dapat memengaruhi kualitas hubungan sosial dalam masyarakat dan memperburuk rasa keterasingan atau depresi, yang bisa terjadi ketika individu merasa terisolasi atau tidak terhubung dengan komunitas.

Kesimpulan

Rewang adalah contoh nyata dari praktek sosial yang mendalam dalam tradisi psikologi indigenous, yang menekankan pada pentingnya solidaritas sosial, kearifan lokal, dan hubungan antar individu dalam membentuk kesejahteraan psikologis komunitas. Melalui rewang, individu tidak hanya belajar tentang nilai-nilai kebersamaan, tetapi juga merasakan manfaat psikologis dari partisipasi dalam kegiatan sosial yang mempererat hubungan antar anggota komunitas. Dalam menghadapi tantangan modernisasi, penting bagi masyarakat untuk menjaga tradisi ini sebagai bagian dari warisan kultural yang memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan mental dan sosial mereka.

Dengan demikian, rewang bukan sekadar sebuah tradisi, tetapi juga sarana yang vital dalam menjaga kesehatan mental dan sosial dalam masyarakat yang penuh dengan nilai-nilai kebersamaan dan saling peduli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun