Mohon tunggu...
etica
etica Mohon Tunggu... Lainnya - author, supermom

Hanya seorang ibu rumah tangga dengan lima anak, yang menyukai dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membara

12 Januari 2025   21:25 Diperbarui: 12 Januari 2025   21:25 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puluhan ribu jiwa telah berpindah

Puluhan ribu rumah telah melebur dengan tanah

Ribuan triliun kerugian terus bertambah

Bagaimana bisa tanah kebanggan itu tersia-siakan

Apakah ini sebuah hukuman dari Tuhan?

Bagai sebuah balasan kontan

Kata mereka yang tak rela saudaranya dihinakan

Ketika sebuah ancaman telah dijatuhkan

Namun, tangan Tuhan lebih cepat membalikkan keadaan

Doa telah didengar dan dikabulkan

Sadarlah wahai jiwa yang kering kerontang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun