Mohon tunggu...
ESTI WAHYUNING WIDIAYANTI
ESTI WAHYUNING WIDIAYANTI Mohon Tunggu... Guru - guru maju

guru maju dalam literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja Tanpa Jingga

3 Desember 2021   15:18 Diperbarui: 3 Desember 2021   15:50 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dan dia makin terpuruk dan terpuruk senidirian membuatnya menjadi jingga yang berbeda lukanya sakitnya membuatnya semakin jauh dari teman-temanyanya dan membuatnya terlibat masalah-masalah yang cukup mengganggu. Senja tau dia tau tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa diaberusaha menplong jingga tapi dia menyadari jingga bukan lagi jingga yang dikenalnya masalah-masalah itu merubah jingga dan membuat senja semakin frustasi karena dia tidak bisa berbuat apa-apa,dia sangat mebenci dirinya karena dia sama sekali nggak berguna. Dia semakin tidak mengenal jingga hingga saking frustasinya dia berteriak pada jingga

“Cukup membuat masalah, kau tau semua orang mengenalmu sebagai sahabatku jika terus terlibat masalah ini bukan hanya dirimun kau juga mepermalukanku bisakah kau berhenti, Keluargaku bahkan sudah mendesakku untuk berhenti berhubungan denganmu bisakah kau cukup smapi disini, aku mohon, berhenti”, kata-kata itu pada akirnya melukai jingga sangat melukainya di berharap senja melihatnya dengen cara berbeda membantunya, mengulurkan tangannya memeluknya, bagaimana bisa jingga mendengar kata-kata itu dari senja.
sambil menangi jingga menjawab” senja malu pada jingga, lalu bagaimana jingga hanya beban buat senja, bailklah jingga akan pergi biar kalian semua Bahagia, biar senja nggak terbebeni oleh jingga, supaya senje bebas dan Bahagia jingga bakal pergi” lalu jingga pergi dan senja hanya bisa terdiam menetap jingga yang menghilang pergi nggak pernah Kembali lagi.

Pada akhirnya Senja tanpa jingga tentu dia masih terlihat baik-baik saja, senja masih tertawa, masih tersenyum, masih terlihat ramah, masih hangat. Semua hanya palsu Senja terlihat indah dari kejuahan tapi semakin dekat kau melihatnya muram dan gelap. Dia terlihat sempurna disiang hari tapi dia menangis sendirahi dimalam hari,tanpa suara karena bahkan keluarganya ngak boleh tau di sedih, dia sakit dan dia terluka senja nggak mau ibunya sakit karena khawatir jadi dia selalu terlihat baik-bauk saja karena harapan keluarganya senja anak tunggal di keluarganya, dia harus terlihat kuat dia harus memenuhi harapan keluargnya. Senja berhenti menjadi atlit olahraga bukan karena kecelakaannya saat itu karena dia tidak bisa. Melihat jingga yang selalu di bangku penonton dan tidak ada lagi sangat melukainya. Dia juga nggak memenuhi keinginan keluarganya untuk kuliah akuntansi atau ekonomi padahal dia bahkan mukin ditrima nilai ujiannya bahkan masuk 10 besar provinsi tapi dia tidak mau.

Senja memilih pergi ke tempat dia hidup sendiri, tidak banyak orang mengenalnya, mewujudkan impian-impian jingga. Meski sussah payah dan kadang Lelah namun dia bertahan, setiap hari ke hari terlihat sangat baik, sangat kuat, bersemagat, dan selalu Bahagia, senja bahkan menjadi tempat banyak orang mengadu, pandai Menasehati, namun semua omngannya, senyumnya, kehangatannya hanya untuk menutupi kesedihanya.

 Dia menyibukan diri hanya karena untuk mengahabiskan hari ini dan saat malam datang dia memilih sendiri menghela nafas “ah akirnya satu hari terlewati”, saat dia kelelahan dia memejamkan mata memikirkan seolah jingga disampingnya berbicara denganya bahwa semua akan baik-baik saja, “hari esok akan terlewati lagi seperti hari ini, dia akan bisa melewatinya”. Begitulah dia akirnya berjuang dan akirnya dia bisa berkata “Kamu lihat Jingga akirnya aku mewujudkan cita-citamu, tenyata menyenangkan juga jadi guru, kamu menyukainya Jingga. andai kamu ada disini apa kamu akan sebahagia saat aku melihamu ditaman waktu itu. Susah payah aku sampai disini, saat ketakutan saat serasa susah aku srlalu membayangkanmu disampingku menggenggam tanganmu dan memeluku dan bilang semua pasti baik-baik saja. Aku sangat merindukanmu  Jingga” dan sepertti itulah senja hidup entah sampai kapan dari hari ke hari.

Karena Kau tau Senja tanpa Jingga tidak akan pernah indah. Apa warna yang indah untuk senja selain jingga nggak ada, senja akan indah hanya jika berwarna jingga.

Tamat

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun