1. Atur waktu penggunaan smartphone
Individu yang telah mengalami nomophobia akan kesulitan jika harus meninggalkan gadget miliknya. Namun, hal itu bisa dimulai dengan mengatur waktu penggunaan smartphone paling lama satu jam. Kemudian individu dapat melakukan kegiatan lain sebagai peralihan perhatian terhadap smartphone.
2. Kurangi perhatian pada kehidupan maya
Bermain media sosial memang sangat mengasyikan, beberapa orang bahkan merasa lebih bahagia dengan dunia maya. Namun, jika terlalu lama bisa menyebabkan ketergantungan, bahkan tidak sedikit orang yang kurang pandai berkomunikasi di dunia nyata akibat terlalu sering menggunakan sosial media.
3. Matikan smartphone satu jam sebelum tidur
Mematikan smartphone pada malam hari dapat memberikan tidur yang nyaman atau lebih nyenyak.
Nomophobia sebagai kecemasan yang timbul akibat berjauhan dari ponsel, cenderung terjadi pada perempuan, anak-anak dan remaja, serta pemilik kepribadian ekstrovet. Dampak yang ditimbulkan dari nomophobia tidak hanya pada masalah psikologi namun juga dapat berdampak pada kesehatan. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya dari orangtua maupun dari individu itu sendiri untuk mencegah terjadinya nomophobia.
Daftar Pustaka
Irwanto. 2018. Sejarah Psikologi: Perkembangan Perspektif Teoritis. Jakarta: Gramedia Pustaka. Tersedia dari Ipusnas.
Istiqowati, Rizki. 2020. Upaya Orang Tua dalam Mengatasi Problematika Penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini. Purwokerto: IAIN Purwokerto. Tersedia dalam http://repository.iainpurwokerto.ac.id/8818/2/Rizki%20Istiqowati_UPAYA%20ORANG%20TUA%20DALAM%20MENGATASI%20PROBLEMATIKA%20PENGGUNAAN%20GADGET%20PADA%20ANAK%20USIA%20DINI.pdf, diakses pada 17 April 2021, pukul 21:00.
Popmama.com. 2021. “Ciri-ciri Nomophobia pada remaja dan cara mengatasinya”, tersedia dalam https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/jemima/ciri-ciri-nomophobia-pada-remaja-dan-cara-mengatasinya/7 , diakses pada 18 April 2021 pukul 17:00.