Mohon tunggu...
Esti Snra
Esti Snra Mohon Tunggu... Makeup Artist - Bismillahirrahmanirrahim:)

Mahasiswi UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendekatan Teori Sigmund Freud terhadap Nomophobia pada Anak dan Remaja

18 April 2021   22:45 Diperbarui: 20 April 2021   07:50 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Hubungan Teori Sigmund Freud dengan Nomophobia?

Individu yang mengalami nomophobia mendapatkan dorongan dari id untuk memenuhi kebutuhan yang memuaskan dirinya yaitu bermain smartphone. Ego sebagai penerima impuls dari id, berperan mengambil keputusan dalam tindakan. Ego dari individu tersebut akan menyadari bahwa ia harus memenuhi kebutuhannya. Namun, hati nalurinya (superego) enggan melalukan keputusan dari ego.  Saat terjadi dorongan id yang sangat kuat, dan ego mencari rasionalisasi, tetapi terhalang oleh superego, hal itu dapat menimbulkan ketegangan dan kecemasan yang berlebih pada individu. Jika ketegangan begitu besar dan kecemasan memuncak, Freud menyatakan bahwa orang dewasa pun dapat mengalami situasi ketidakberdayaan.  Dalam hal ini, ego dan superego perlu mempunyai sebuah mekanisme untuk mengatasi kecemasan dengan cara tertentu sehingga kecemasan yang selalu ada tidak mengganggu kesehatan mental seseorang.

Bagaimana cara mencegah Nomphobia?

Orang tua perlu mengatasi nomophobia pada anak sejak dini sebelum kecanduan anak semakin parah, Dilansir dari Healthline.com, cara mengatasi nomophobia diantaranya :

1. Cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif

Terapi ini dapat membantu anak belajar dalam mengelola pikiran dan perasaan negatif  yang muncul saat tidak dapat menggunakan ponsel. Dalam terapi ini, seorang anak akan diminta untuk distorsi dalam proses pikirnya (yang berhubungan dengan gangguan yang dialaminya) pada situasi-situasi tertentu dan mencoba mengubah sudut pandangnya terhadap masalah tersebut.

2. Exposure therapy atau terapi pemaparan

Terapi pemaparan melibatkan pemaparan target ke sumber kecemasan. Dalam terapi ini, seorang anak akan dihadapkan dengan pengalaman tidak dapat menggunakan ponselnya secara perlahan atau tidak memiliki ponsel.

3. Pengobatan

Untuk mengatasi gejala nomophobia yang sangat parah, orang tua dapat melakukan pengobatan, namun pengobatan ini tidak dapat mengatasi akar penyebabnya. Hal ini, tergantung pada gejala yang dialami anak. Beberapa contoh obat yang mampu mengatasi nomophobia :

  • Beta blocker: obat ini dapat membantu mengurangi gejala fisik fobia, seperti pusing, kesulitan bernapas, atau detak jantung yang cepat. Anak mengonsumsi ini sebelum menghadapi situasi yang melibatkan ketakutannya. Misalnya, ketika anak harus ke lokasi dengan sinyal yang buruk.
  • Benzodiazepin: obat ini dapat membantu anak mengurangi rasa takut dan cemas ketika ia merasa tidak bisa menggunakan ponselnya. Obat ini bisa berisiko mengembangkan ketergantungan pada anak, jadi dokter biasanya hanya akan meresepkannya untuk penggunaan jangka pendek. (Popmama.com, 2021)

Adapun upaya pencegahan nomophobia yang dapat dilakukan individu, diataranya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun