Nomophobia (No-Mobile-Phone-Phobia) Â merupakan perasaan cemas atau kurang nyaman yang muncul akibat jauh dari smartphone. Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 2008, setelah penelitian yang dilakukan oleh UK Post Office. Terdapat dua istilah yang berhubungan dengan nomphobia yakni nomophobic dan nomophobe. Nomophobic adalah istilah yang digunakan untuk mencirikan karakteristik atau perilaku seseorang yang berhubungan dengan nomophobia, sedangan nomophobic adalah istilah untuk seseorang yang menderita nomophobia.
Bagaimana ciri-ciri seseorang yang menderita Nomophobia?
Pradana dalam Indah Permata Sari mengemukakan ciri-ciri dan karakteristik orang yang mengidap nomophobia yakni:
- Selalu melihat dan mengecek layar telepon genggam untuk mencari tahu pesan atau panggilan masuk.
- Merasa cemas dan gugup ketika telepon genggam tidak tersedia dekat atau tidak pada tempatnya.
- Merasa tidak nyaman ketika tidak ada jaringan serta saat baterai lemah.
- Menghabiskan waktu menggunakan telepon genggam, mempunyai satu atau lebih gadget dan selalu membawa charger.
- Kurang nyaman berkomunikasi secara tatap muka dan lebih memilih berkomunikasi menggunakan teknologi baru.
- Tidak mematikan telepon genggam dan selalu sedia 24 jam, selain itu saat tidur telepon genggam diletakkan di kasur. (Indah Permata Sari, 2020: 23)
Apa faktor-faktor yang menyebabkan Nomophobia?
Menurut Bianchi & Philip faktor-faktor penyebab nomophobia, diantaranya sebagai berikut:
1. Gender atau jenis kelamin
Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa perempuan cenderung mengalami nomophobia dibanding laki-laki.
2. Usia
Anak-anak dan remaja lebih rentan menderita nomophobia dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan orang dewasa lebih dapat mengontrol sikap terhadap teknologi baru.
3. Self-esteem atau harga diri
Self esteem ialah penilaian individu terhadap hasil yang diperoleh dengan menganalisa sajauh mana perilaku memenuhi ideal dirinya. Â Melalui interaksi dengan orang lain, individu akan meyakini bagaimana harus mencari harga diri. Dalam hal ini smartphone berperan dalam bentuk self-esteem. Self-esteem yang rendah dapat membawa individu berperilaku diluar kesadaran diri. Smartphone dapat menjadi pelarian dari ketidaksukaannya tentang dirinya.