Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Gaya hidup dan humaniora dalam satu ruang: bahas buku, literasi, neurosains, pelatihan kognitif, parenting, plus serunya worklife sebagai pekerja media di TVRI Maluku!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Ika Natassa, Twitterature, dan Twivortiare

12 Juli 2019   17:38 Diperbarui: 19 Juli 2019   02:45 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buku Ika Natassa (Image : Olah Pribadi) 

Twitter memang memungkinkan penulis untuk menjelajahi ruang imajinasi pembacanya semakin jauh lagi. Twitter mampu menghadirkan tokoh-tokoh rekaan penulis menjadi entitas yang hidup.  

"Inilah babak baru dalam kehidupan sastra Indonesia. Beberapa orang mungkin masih berkutat dengan persoalan pantas tidaknya kumpulan twit yang dibukukan itu memenuhi syarat menjadi sebuah karya sastra."

Demikian adanya sehingga tidak terlalu salah untuk mengambil kesimpulan dan menyebutnya sebagai twitterature, gabungan dari kata "twitter" dan "literature"

Di Indonesia sendiri buku-buku dari kumpulan twit tentu juga sudah banyak beredar sejak lama, namun Ika Natassa dengan Twivortiare - nya memang agak sedikit berbeda.

Dalam Twivortiare, Ika menampilkan koleksi twit tokoh rekaannya dari buku Divortiare yang bernama Alexandra Rhea Wicaksono,  seorang bankir super sibuk yang baru saja rujuk dengan mantan suaminya Beno, seorang dokter spesialis jantung yang juga tak kalah sibuknya. 

Twit Alexandra adalah celotehan tentang kehidupan sehari-hari yang berkutat antara karir dan  rumah tangganya. Dan meskipun dalam beberapa hal cuitan-cuitan tersebut bisa membosankan saya, namun saya juga tidak bisa berhenti membacanya. 

Secara ajaib, kicauan twitter itu memiliki plot dan semua unsur-unsur intrinsik sebuah novel, mengalir apa adanya, dan memainkan emosi saya sebagai pembaca. 

Pantas saja buku ini disambut dengan suka cita oleh para penikmat karya Ika Natassa yang memang sudah mengenal baik karakter Alexandra dan Beno. 

In fact, Ika Natassa uses @alexandrarheaw very well, sehingga tokoh Alexandra tampil begitu hidup dan para pembaca pun diajak untuk benar-benar terlibat dalam dunia fiksi yang dibangun oleh frame set and field of experience dari Divortiare-Twivortiare. 

Inilah babak baru dalam kehidupan sastra Indonesia. Beberapa orang mungkin masih berkutat dengan persoalan pantas tidaknya kumpulan twit yang dibukukan itu memenuhi syarat menjadi sebuah karya sastra. 

Namun sementara orang-orang tersebut berusaha menjawabnya, karya sastra memang akan terus bergerak seperti udara yang mencari celah untuk menempati ruang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun