Dewi Parwati sangat bangga memiliki putra yang tampan, sehingga mengundang para dewa untuk memamerkan ketampanan putranya. Semua dewa terkagum melihat sosok Vighneswara, kecuali Dewa Sani. Dewa Sani enggan memandang Vighneswara, karena ia membawa kutukan istrinya, yakni apa saja yang dipandang Dewa Sani akan berubah menjadi abu. Dewa Sani menolak untuk melihat Vigneshwara. Namun, Dewi Parwati tetap bersikukuh agar Dewa Sani memandang putranya. Akibatnya, saat Dewa Sani memandang kepala Vighneswara, seketika itu pula kepalanya hancur menjadi abu. Dewi Parwati sangat sedih atas kejadian tersebut.
Dewa Brahma kemudian hadir menghibur Dewi Parwati dan berjanji mengganti kepala putranya dengan kepala makhluk pertama yang dilihatnya. Makhluk yang pertama kali dilihat Dewa Brahma adalah seekor gajah. Oleh karena itu, Vigneshwara atau yang juga dikenal dengan nama Ganesa itu berkepala gajah.
Namun asal usul Ganesha dalam Kakawin Smaradahana yang dibuat pada masa Kerajaan Kediri, berbeda lagi dan sama sekali tidak mengandung unsur cangkok organ...
Alkisah, ketika Dewi Parwati mengandung Ganesha, para dewa mengejutkan sang dewi dengan membawa gajah tunggangan Dewa Indra, yaitu Airawata. Oleh sebab itu, Ganesha terlahir dengan kepala menyerupai Airawata.
Nah, begitulah cerita-cerita tentang Ganesha, sosok dewa yang begitu dipuja di India, bahkan sempat bikin Negara itu heboh ketika mengetahui ada sosok Ganesha dalam pecahan uang rupiah nominal Rp20.000,00 emisi tahun 1998. Gambar Ganesha yang bersisihan dengan gambar Ki Hajar Dewantara, Menteri Pengadjaran Republik Indonesia ini, membuat kehebohan di India, dipicu oleh pernyataan Kepala Pemerintahan Kota Delhi, yang mendesak agar Perdana Menteri India juga melakukan hal serupa, mencantumkan gambar Dewa Ganesha dan Dewi Laksmi dalam uang Rupee.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H