Mohon tunggu...
Ester Feliciana
Ester Feliciana Mohon Tunggu... Mahasiwa -

Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga angkatan 2013. Sedang mengabdikan diri di Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah Jawa TImur. A learner of life...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Siapa Sangka Toilet Training Ikut Berperan bagi Kepribadian Anak

30 Maret 2017   16:01 Diperbarui: 31 Maret 2017   04:00 6795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut  survey  Kesehatan  Rumah  Tangga  (SKRT)  nasional diperkirakan  jumlah  balita  yang  susah mengontrol  BAB  dan  BAK  di  usia  sampai prasekolah  mencapai  75  juta  anak.  Fenomena  ini  dipicu  karena  banyak  hal, pengetahuan  ibu  yang  kurang  tentang  melatih  anak  BAB  dan  BAK,  pemakaian popok  sekali pakai, hadirnya  saudara baru dan masih banyak  lainnya  (Pusparini & Arifah, 2010).

Q: Apa saja aspek yang perlu diperhatikan?

A:

- Waktu

Pada umumnya ketika anak memasuki usia 18 bulan, si kecil sudah mampu berjalan untuk menuju ke toilet -tentunya dengan pengawasan orang tua-. Pada usia tersebut, dia juga mulai bisa mengenali ada rasa basah yang tidak nyaman di tubuhnya. Selain melihat kesiapan dari fisiknya, perhatikan juga kesiapan mental si anak. Sebab, seorang anak yang sudah siap secara fisik belum tentu siap meninggalkan kenyamanan popoknya.

Apabila orangtua memberikan pelatihan ini terlalu cepat, dalam hal ini kurang memperhatikan aspek kesiapan anak, maka anak akan cenderung resisten. Anak akan memandang toilet sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga perlu dihindari. Singkatnya, anak akan merasa dipaksa untuk melakukan sesuatu yang bahkan ia sendiri belum siap untuk melakukannya. 

Jika terlalu lambat, Usia dua sampai tiga tahun harus sudah dikenalkan ke toilet, apa itu BAK dan BAB. Jika sudah lewat dari usia tiga tahun, apalagi ketika akan memasuki masa sekolah, namun belum diberi toilet training, itu akan berpengaruh terhadap perkembangan si kecil.

- Kesiapan Fisik Anak

Kita bisa mengetahui kesiapan fisik anak untuk memulai toilet training ini jika:

  • Anak memperlihatkan ekspresi saat menahan BAK atau BAB.
  • Popok kering saat bangun tidur atau setelah dua jam pemakaian.
  • Tidak BAB di popok saat malam hari.
  • BAB terjadi pada waktu yang sama tiap harinya atau pada waktu yang tidak bisa diprediksi.
  • Anak mampu melepas dan memakai pakaian serta mampu berkomunikasi dengan Anda tentang pemakaian toilet.

- Kesiapan Mental Anak

  • Selain kesiapan fisik, kesiapan secara emosional juga dapat diamati. Berikut ini adalah tanda-tanda anak Anda sudah mencapai kesiapan emosional :
  • Anak akan memberitahu Anda ketika popoknya kotor dan meminta untuk diganti dengan yang baru.
  • Dia lebih memilih memakai celana dalam ketimbang popok.
  • Menunjukkan ketertarikannya ketika Anda memakai kamar mandi.
  • Memberitahu Anda ketika dia ingin buang air.
  • Bersemangat mengikuti semua proses toilet training.

- Kesiapan orangtua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun