Mohon tunggu...
Esron Mangatas Siregar
Esron Mangatas Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Berkarya Menjangkau Dunia Dengan Ide Dan Inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pernyataan Luhut: Jangan Bawa "Orang Toxic" Mengenal Arti "Orang Toxic" dan Dampaknya!

10 Mei 2024   11:16 Diperbarui: 10 Mei 2024   12:07 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stress tentu saja dampak langsung yang diterima korban. Karena ada komentar negatif, perkataan yang merendahkan dan selalu mempersalahkan orang lain sering diperdengarkan. Apalagi bila perilaku toxic dilakukan berulang-ulang. Energi habis sebab saat ini semua energi terkuras karena memikirkan perkataan toxic. Bad mood, insecure, bahkan emosi yang tak terkontrol akan meledak, bisa terjadi.

3. Kinerja dan efektivitas akan menurun bila terus bergaul dengan orang toxic

4. Ide-ide akan sirna bersama toxicer dan Masa depan akan hancur bila menerima utuh perkataan orang toxic

5. Merusak Komunitas

Kinerja orang toxic memang ditujukan untuk mempengaruhi, melukai perasaan dan merusak pikiran orang lain. Bila orang toxic ada dalam sebuah komunitas maka perilaku toxic bisa menular dan menghambat kebersamaan yang pada akhirnya menghancurkan komunitas.

 

Kesimpulannya, 

Maka sangat tepat, bila Luhut (LBP) memberikan nasihat kepada Prabowo tentang "Jangan Membawa orang toxic dalam pemerintahanmu kelak" Bila melihat pemaparan tentang Orang toxic dan dampak buruknya.

Karena itu, untuk meminimalisir orang toxic mulailah dari diri sendiri untuk selalu mengapresiasi pekerjaan orang lain dan bila memang ada yang kurang tepat atau menyimpang sampaikan dengan tujuan konstruktif. Apalagi bila semua dikaitkan demi kemajuan bangsa Indonesia.

Kita memang memerlukan  orang-orang yang kritis dalam menyikapi kebijakan yang menyangkut hajat hidup orang banyak tapi bukan "orang toxic"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun