Pernyaatan Luhut: "Jangan Bawa Orang Toxic" Mengenal Arti "Orang Toxic" dan Dampaknya!
Kata "toxic" makin popular saat ini.
Pasca pernyataan Luhut kepada Prabowo "jangan membawa orang toxic ke pemerintahanmu"
Beberapa waktu lalu, Luhut Binsar Panjaitan (LBP) yang adalah Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi memberi pesan kepada Prabowo (Presiden RI terpilih) untuk tidak membawa orang toxic dipemerintahannya kelak.
Tentu, pernyataan tersebut punya dasar dan makna tersendiri bagi Luhut sehingga ia mengatakannya di depan publik.
Namun, sebagai orang cerdas kita perlu tahu apa yang dimaksud "Toxic" dan "orang toxic" serta bagaimana dampaknya?
Istilah "toxic" berasal dari Bahasa Inggris yang artinya racun atau sesuatu beracun.Â
Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), racun merupakan zat yang bisa menyebabkan seseorang sakit atau mati.
Mengutip buku Artikulasi Rasa: Mencintai Kecantikan Diri Sepenuhnya karya Selvia Liem (2022), dalam bahasa gaul, toxic identik dengan seseorang yang memiliki kepribadikan suka menyusahkan sehingga memberikan dampak buruk pada kondisi fisik dan emosional orang lain.
Biasanya, seseorang dianggap toxic apabila ia menebarkan sesuatu negatif di sekitarnya. Contohnya, sering bertindak kasar, berbicara menggunakan kata-kata kasar, melakukan kenakalan remaja, menjalani hidup tanpa aturan, tidak mau melakukan apa-apa, dan lainnya
Ciri-Ciri Orang Toxic
1. Dalam Perkataannya Suka Merendahkan Orang Lain
Orang toxic nampak dari perkataan-perkataannya. Ketika seseorang tidak menyukai orang lain maka kesenangannya adalah suka merendahkan orang lain  dan bisa saja membully. Walaupun sebenarnya si pelaku tahu orang yang direndahkannya itu memiliki kualitas dan kompetensi. Namun tetap saja perkataan merendahkan dan bully menjadi senjata ampuh. Merendahkan orang lain juga terlihat dari komentar negatif, perkataan pedas tanpa peduli etika kesopanan. Lalu memberikan solusi atas komentarnya tersebut dengan tujuan korban terlihat bodoh, rendah dan tak memiliki kualitas.
2. Ahli Menyalahkan: Semua Orang Salah, hanya dirinya yang benar
Selanjutnya, ciri orang toxic adalah bagi pelaku semua orang salah: apapun yang dilakukan orang salah. Tak ada yang benar dimatanya. Pelaku mampu melihat secara detail kesalahan, kekurangan dan kelemahan orang lain. Pelaku sangat ahli dalam peran ini. Maka apapun program, perkataan, rencana dan tindakan seseorang tidak ada yang benar baginya. Sebab baginya yang benar hanya dirinya.
Dampak Toxic
1. Bagi Pelaku: Merusak, Menghancurkan tatanan Kesopanan dan Perilaku yang Benar
Dalam kehidupan sosial dan bermasayarakat dampak toxic akan sangat melanggar norma kesopanan. Dalam dunia kerja akan menimbulkan perselisihan dan dalam rumahtangga berdampak pada hilangnya keharmonisan. Perilaku yang benar berganti menjadi standar yang hambar sebab norma-norma etika dilanggar. Maka bagi pelaku secara sengaja memang ditujukan untuk merusak dan menghancurkan tatanan kesopanan sehingga perilaku benar bukan lagi kebutuhan. Ini sangat berbahaya.
2. Bagi Korban: Stress
Stress tentu saja dampak langsung yang diterima korban. Karena ada komentar negatif, perkataan yang merendahkan dan selalu mempersalahkan orang lain sering diperdengarkan. Apalagi bila perilaku toxic dilakukan berulang-ulang. Energi habis sebab saat ini semua energi terkuras karena memikirkan perkataan toxic. Bad mood, insecure, bahkan emosi yang tak terkontrol akan meledak, bisa terjadi.
3. Kinerja dan efektivitas akan menurun bila terus bergaul dengan orang toxic
4. Ide-ide akan sirna bersama toxicer dan Masa depan akan hancur bila menerima utuh perkataan orang toxic
5. Merusak Komunitas
Kinerja orang toxic memang ditujukan untuk mempengaruhi, melukai perasaan dan merusak pikiran orang lain. Bila orang toxic ada dalam sebuah komunitas maka perilaku toxic bisa menular dan menghambat kebersamaan yang pada akhirnya menghancurkan komunitas.
Â
Kesimpulannya,Â
Maka sangat tepat, bila Luhut (LBP) memberikan nasihat kepada Prabowo tentang "Jangan Membawa orang toxic dalam pemerintahanmu kelak" Bila melihat pemaparan tentang Orang toxic dan dampak buruknya.
Karena itu, untuk meminimalisir orang toxic mulailah dari diri sendiri untuk selalu mengapresiasi pekerjaan orang lain dan bila memang ada yang kurang tepat atau menyimpang sampaikan dengan tujuan konstruktif. Apalagi bila semua dikaitkan demi kemajuan bangsa Indonesia.
Kita memang memerlukan  orang-orang yang kritis dalam menyikapi kebijakan yang menyangkut hajat hidup orang banyak tapi bukan "orang toxic"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI