Mohon tunggu...
Eskage
Eskage Mohon Tunggu... - -

Suka membaca, meski tak kunjung bisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gugatan Kecil Anak Kancil (Umbul-umbul)

18 November 2012   15:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:06 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau ramai, jualan saja. Pasti banyak yang beli."

"Takut. Soalnya saya pernah jualan ketika ada pejabat lewat, eh malah diusir Cil."

"Dulu beda dengan sekarang, Bro Gor..."

"Sama saja. Yang membedakan hanya janji waktu kampanye. Selebihnya? Ya sama saja."

"Harus optimis, Bro Gor...Bukannya kemarin Kartu Miskinnya sudah ASESE?"

Kang Gorengan termenung sejenak, teringat percakapannya dengan Anak Kancil tempo hari.

"Setelah saya pikir-pikir, kamu ada benarnya, Cil. Semua orang juga tahu kalau saya ini miskin, tapi kenapa ya harus diperjelas dengan membuat SKTM? Jangan-jangan nanti rumah saya dipasang papan dengan tulisan : KELUARGA MISKIN ya Cil?"

"Bisa iya, bisa tidak."

Pembicaraan terhenti karena terdengar suara nguing-nguing. Kang Gorengan dan Anak Kancil menoleh. Motor polisi dengan diiring beberapa motor besar. Suaranya bergemuruh. Umbul-umbul bergetar. Orang-orang memerhatikan. Iring-iringan itu lurus melewati perempatan tanpa berhenti. Pak Tua dengan sepeda tua susah menghentikan sepedanya. Kang Gorengan berdecak kagum,

"Weleh, ramai ya Cil? Sangar." Kang Gorengan kagum-gum.

"Iya." Anak Kancil berkata pendek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun