Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mampukah Kuliner Indonesia Hadir dalam Menu Sehari-hari Masyarakat Dunia?

3 Maret 2022   09:54 Diperbarui: 3 Maret 2022   13:41 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelas kuliner Indonesia di satu sekolah gastronomi di Meksiko. Foto: dokumentasi pribadi.

Indra Kataren menjelaskan bahwa kekayaan kuliner Indonesia, terutama dalam hal rempah-rempah dan bumbu, luar biasa; kedua terbesar di dunia. Akan tetapi, belum dimanfaatkan secara serius. 

Di Indonesia terminologi gastrodiplomasi saja baru dikenal tahun 2012. Penggunaan istilah kuliner dan gastronomi pun masih bercampur-campur.

Kata kuliner (dari bahasa latin culinarius dan culina ‘memasak’ dan ‘masakan’), dalam arti yang luas, merujuk pada ‘kemampuan dan kreativitas pada saat membuat masakan’, yang berkaitan dengan praktek dan identitas budaya masyarakat yang memilikinya. 

Sementara gastronomi (dari kata gastro ‘perut’ atau ‘makanan’ dan nomos ‘aturan’ dan ‘ilmu pengetahuan’) merujuk pada ‘ilmu pengetahuan atau studi tentang makanan’ (termasuk minuman).

Istilah gastrodiplomasi muncul setelah Thailand meluncurkan program “Thai Kitchen Of The World”. Namun, Paul Rockower-lah yang membuat istilah tersebut menjadi populer. 

Menurut definisi Paul Rockower, gastrodiplomasi merujuk pada ‘kegiatan satu pemerintah untuk meningkatkan nilai dan posisi national brand mereka melalui makanan’.

Kuliner Indonesia. Foto: dokumentasi pribadi.
Kuliner Indonesia. Foto: dokumentasi pribadi.

Gastrodiplomasi merupakan sebuah strategi yang handal. Indonesia Culinary Institute telah melakukan banyak hal untuk menduniakan kuliner Indonesia. 

Sayangnya, pemerintah Indonesia belum memiliki format yang jelas dan terstruktur di dalam kerangka kerjanya. Masih dijalankan sendiri-sendiri, bahkan durasinya pun kadang masih sebatas pada masa jabatan pimpinannya. Misalnya, kegiatan ini kerap dilakukan terutama oleh Kementrian Luar Negeri (melalui perwakilan pemerintah di luar negeri).

Di samping itu, pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat Indonesia sendiri masih berpikir bahwa kuliner hanya sebatas resep, chef, dan nama restoran, padahal di dalamnya terkandung elemen sejarah, tradisi, dan budaya. Selain itu, yang sering ditampilkan hanya masakan yang itu-itu saja, padahal keragaman kuliner Indonesia sangat luas.

Indonesia juga belum mempunyai strategi yang ampuh dalam melakukan gastrodiplomasi. Meskipun kegiatan gastrodiplomasi sudah dijalankan sudah lama, belum terbentuk imej masyarakat dunia tentang Indonesia dan kulinernya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun