Indra Kataren menjelaskan bahwa kekayaan kuliner Indonesia, terutama dalam hal rempah-rempah dan bumbu, luar biasa; kedua terbesar di dunia. Akan tetapi, belum dimanfaatkan secara serius.
Di Indonesia terminologi gastrodiplomasi saja baru dikenal tahun 2012. Penggunaan istilah kuliner dan gastronomi pun masih bercampur-campur.
Kata kuliner (dari bahasa latin culinarius dan culina ‘memasak’ dan ‘masakan’), dalam arti yang luas, merujuk pada ‘kemampuan dan kreativitas pada saat membuat masakan’, yang berkaitan dengan praktek dan identitas budaya masyarakat yang memilikinya.
Sementara gastronomi (dari kata gastro ‘perut’ atau ‘makanan’ dan nomos ‘aturan’ dan ‘ilmu pengetahuan’) merujuk pada ‘ilmu pengetahuan atau studi tentang makanan’ (termasuk minuman).
Istilah gastrodiplomasi muncul setelah Thailand meluncurkan program “Thai Kitchen Of The World”. Namun, Paul Rockower-lah yang membuat istilah tersebut menjadi populer.
Menurut definisi Paul Rockower, gastrodiplomasi merujuk pada ‘kegiatan satu pemerintah untuk meningkatkan nilai dan posisi national brand mereka melalui makanan’.
Gastrodiplomasi merupakan sebuah strategi yang handal. Indonesia Culinary Institute telah melakukan banyak hal untuk menduniakan kuliner Indonesia.
Sayangnya, pemerintah Indonesia belum memiliki format yang jelas dan terstruktur di dalam kerangka kerjanya. Masih dijalankan sendiri-sendiri, bahkan durasinya pun kadang masih sebatas pada masa jabatan pimpinannya. Misalnya, kegiatan ini kerap dilakukan terutama oleh Kementrian Luar Negeri (melalui perwakilan pemerintah di luar negeri).
Di samping itu, pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat Indonesia sendiri masih berpikir bahwa kuliner hanya sebatas resep, chef, dan nama restoran, padahal di dalamnya terkandung elemen sejarah, tradisi, dan budaya. Selain itu, yang sering ditampilkan hanya masakan yang itu-itu saja, padahal keragaman kuliner Indonesia sangat luas.
Indonesia juga belum mempunyai strategi yang ampuh dalam melakukan gastrodiplomasi. Meskipun kegiatan gastrodiplomasi sudah dijalankan sudah lama, belum terbentuk imej masyarakat dunia tentang Indonesia dan kulinernya.