Pada sumber lain diceritakan bahwa biarawan dari ordo Fransiskanlah yang pertama kali menetap di daerah tersebut pada abad ke-13. Pada masa itu digali kanal untuk mengangkut tanah gambut.Â
Namun, sumber lain lagi mengatakan bahwa Giethoorn pertama kali dibangun pada tahun 1230 oleh sekelompok orang yang lari dari wilayah Mediterania. Mereka membangun kanal untuk menghubungkan dua danau buatan di dua ujung desa itu untuk mengangkut tanah gambut.
Pada masa itu ekstraksi gambut merupakan sumber energi yang penting, terutama untuk digunakan dalam proses industri (salah satunya adalah untuk industri gula).Â
Oleh karena begitu berharganya ekstraksi gambut, penduduk Giethoorn juga ikut-ikutan menggali tanah gambut di mana saja mereka suka.
Seiring dengan semakin banyaknya penggalian dilakukan, terbentuklah kanal-kanal di dalam dan di luar desa.
Pada satu catatan berbeda disebutkan bahwa Giethoorn dibangun pada abad ke-13, tetapi wilayah ini baru dikenal luas, terutama karena produksi ekstraksi gambut, pada abad ke-16 dan ke-17.
Seperti yang kita ketahui, salah satu hal yang membuat ekonomi kerajaan Belanda maju adalah produksi ekstraksi gambut, terutama abad ke-17, dan terus bertahan sampai abad ke-18 dan ke-19.Â
Khususnya selama abad ke-18 dan ke-19 Belanda memang diakui sebagai kerajaan yang memiliki perdagangan dan ekonomi yang sangat kuat di antara kerajaan-kerajaan lain di Eropa.
Namun, sebenarnya sebelum itu Belanda sudah menjadi sebuah kerajaan yang makmur, dan mengonsumsi paling banyak energi berkat eksploitasi ekstraksi gambut.Â
Eksploitasi gambut ini membuat kerajaan Belanda kaya dan merupakan faktor utama kapitalisme mereka. Bahkan, bank meminjamkan uang untuk membeli tanah untuk mengekstraksi gambut, yang kemudian dijual dan digunakan dalam industri.
Pada awalnya produksi ekstraksi gambut dipusatkan di selatan. Ketika eksploitasi ekstraksi gambut di selatan habis, eksploitasi dilakukan di utara.