Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sao Paulo, dari Sebuah Desa Religius Menjadi Kota Kapitalis Terbesar di Amerika Latin

3 Juli 2019   08:13 Diperbarui: 10 Juli 2019   22:55 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sao Paulo, karya pelukis wanita Brasil bernama Tarsia do Amaral yang dibuat pada tahun 1924. Dokumen Pribadi 

Kedatangan para imigran tersebut menjadi aspek penting dalam proses urbanisasi di kota-kota besar, salah satunya adalah Sao Paulo; bahkan telah menyebabkan terbentuknya komposisi baru penduduk Sao Paulo. 

Menurut catatan sejarah, pada awal abad ke-20 dari 450.000 jiwa jumlah penduduk Sao Paulo yang tercatat pada waktu itu, sekitar 100.000 adalah imigran dari Italia, 40.000 adalah imigran dari Portugal, 10.000 adalah imigran dari Spanyol, 5.000 adalah imigran dari Suriah, 1.000 adalah imigran dari Prancis, Rusia, Jepang, Polandia, Turki, Inggris, Skandinavia, serta Amerika, dan sisanya (sekitar sepertiga dari seluruh jumlah penduduk) adalah orang Brasil.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terjadi pembagunan kota secara besar-besaran dan bahkan cukup ekstrim, yaitu dengan melakukan penghancuran bangunan-bangunan, termasuk di dalamnya gereja utama di Sao Paulo. Di atas bangunan-bangunan yang dihancurkan itu dibangun gedung-gedung bertingkat; sementara di atas bagunan gereja utama yang telah dihancurkan dibangun gereja yang diberi nama Katedral Metropolitan Sao Paulo. 

Katedral Metropolitan Sao Paulo. Dokumen Pribadi
Katedral Metropolitan Sao Paulo. Dokumen Pribadi

Dengan penghancuran tersebut, dapat dikatakan Sao Paulo adalah sebuah kota baru, termasuk budaya masyarakatnya. Sao Paulo diciptakan menjadi sebuah kota modern, kota metropolis, dengan pluralitas budaya yang begitu tinggi. Ini mungkin banyak yang tidak diketahui orang. Pada tahun 2013 Sao Paulo tercatat sebagai kota nomor ketujuh yang memiliki jumlah gedung terbanyak di dunia (mencapai 5676 gedung), di bawah Seoul dan di atas Shanghai.

Berdasarkan catatan sebuah majalah online (25/01/2019), Sao Paulo masuk peringkat ke-6 kota terpadat di dunia, memiliki wilayah metropolitan keempat terbesar di dunia, memiliki jumlah pertokoan terbanyak di Amerika Latin (500 pertokoan), menerima 11,3 juta turis per tahun, dan menyelenggarakan parade gay pride terbesar di dunia (dengan 3 juta partisipan). 

Dalam dunia kuliner, dapat dikatakan bahwa Sao Paulo adalah salah satu kota kuliner terpenting di Amerika Latin, bahkan di dunia. Di kota ini ada lebih dari 12.000 restoran dan 6.000 di antaranya adalah restauran pizza. 

Pizza adalah makanan terpopuler di Sao Paulo (nomor dua adalah sushi). Dalam sehari diproduksi lebih dari 1 juta pizza. Di kota ini ada 15.000 bar, jumlah yang ternyata melebihi London dan Paris. 

Sao Paulo adalah salah satu dari dua kota di Amerika Latin (lainnya adalah Rio de Janeiro) yang restaurannya memiliki penghargaan Michelin. Di sini ada dua restauran yang mendapat penghargaan 2 bintang Michelin, 10 restauran yang mendapat penghargaan 1 bintang Michelin, 27 restauran yang mendapat penghargaan Bib Gourmand Michelin, dan 71 restauran yang mendapat penghargaan The Plate Michelin.

Dengan semua yang dimilikinya, Sao Paulo dapat dipastikan merupakan kota kapitalis terbesar di Amerika Latin.

Sao Paulo, 2 Juli 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun