Sama seperti sebagian besar pelukis aliran ekspresionisme abstrak Amerika lainnya, Willem de Kooning juga bukan asli Amerika. Ia berimigrasi ke Amerika. Di Amerika, de Kooning berkembang pesat setelah melalui berbagai proses rumit dalam perjalanan karirnya
Willem de Kooning lahir di Rotterdam, Belanda 24 April 1904, meninggal 19 Maret 1997 di East Hampton, New York, Amerika Serikat. Sejak usia 12 tahun de Kooning mulai berlatih melukis, bahkan ia ikut kursus malam di kelas melukis di Roterdam.
De Kooning belajar di Rotterdam Academie voor Beldende Kunsten en Wetenschappen Technische (Rotterdam Academy) sampai 1924. Kemudian pada usia 20 tahun, hijrah ke Brussel, Belgia. Dua tahun di Brusel, Willem de Kooning berimigrasi ke Amerika.
Di Amerika de Kooning bergabung dengan Jhon Graham, Stuart Davis dan Arshile Gorky. Karena itu awalnya de Kooning dipengaruhi oleh gaya Surealis Gorky dan Picasso. Surealisme adalah aliran yang berkaitan erat dengan fantasi atau imajinasi
Namun sejak de Kooning dekat dengan Jackson Pollock dan Franz Kline, ia mulai menggandrungi action painters atau gesture abstrak dan tachisme. Ini seperti kaedah lukis Jackson Pollock yakni meneteskan, memercikkan atau juga memoleskan cat secara spontan ke kanvas
Karya yang dihasilkan dalam action painters sering kali menekankan pada tindakan fisik pelukis itu sendiri. Tindakan ini sebagai aspek penting untuk hasil akhir karya. Dalam action painters pelukis mengandalkan gerak tubuh dalam proses penciptaan lukisan
Biasanya karya action painters ini dibubuhi abstrak Tachisme yaitu gerakan menetes-neteskan cat ke atas kanvas sehingga menghasilkan titik-titik yang estetis. Teknik ini sering digunakan tokoh utama ekspresionisme abstrak Amerika, Jackson Polock.
Kendati telah bergabung dalam ekspresionisme abstrak Amerika, Willem de Kooning dalam melukis sedikit berbeda dengan pelukis lainnya. De Kooning selalu mengandalkan sapuan kuas lebar untuk menciptakan ritma abstraks, sehingga menimbulkan kesan ruang tanpa batas.
Ada juga pelukis ekspresionisme abstrak seperti Mark Rothko yang menciptakan warna-warna dalam bentuk bujur pada karyanya. Hampir setiap pelukis ekspresionisme abstrak Amerika memiliki ciri khas dalam melukis dan hasil karya lukisnya
Karena itu, kritikus lukis atau curator Amerika, Harold Rosenberg menyebutkan kanvas bagi pelukis ekspresionisme abstrak bukanlah media untuk merekam fenomena.
Rossenberg menyebutkan kanvas bagi pelukis ekspresionisme abstrak adalah arena yang melahirkan fenomena. Pelukis ekspresionisme abstrak tidak mengenal gerakan halus. Mereka menolak kaedah akademik.