Mohon tunggu...
Said Mustafa Husin
Said Mustafa Husin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teteskanlah Air Mata untuk Anak-anak Alepo

10 Desember 2016   16:30 Diperbarui: 3 Januari 2017   11:46 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak yang paling menderita jumlahnya sekitar satu juta orang. Mereka tinggal di kawasan-kawasan yang terkepung dan menghadapi serangan pasukan pemerintah, seperti di Aleppo. Serangan udara yang terjadi hampir setiap hari membuat anak-anak Alepo mengalami trauma berat.

Selain tidak mendapat bantuan pangan dan obat-obatan, anak-anak di kawasan yang terkepung, juga harus menghadapi duka yang yang mendalam karena meninggalnya ayah, ibu, maupun anggota keluarga lain akibat perang. Mereka bertahan hidup dalam kesendirian di tengah kecamuknya perang dan kekerasan fisik.

(foto CNN Indonesia/Reuters/Abdalrhman Ismail)
(foto CNN Indonesia/Reuters/Abdalrhman Ismail)
Karena itu, UNICEF menyerukan penghentian kekerasan fisik terhadap anak-anak di kawasan yang terkepung. UNICEF meminta diberikan akses dengan segera untuk mencapai anak-anak di kawasan yang terkepung. Apalagi anak-anak yang sudah kehilangan ayah dan ibunya perlu diberikan perlindungan.

Namun demikian, gelegak perang tak jua henti. Dentuman peluru yang merobohkan bangunan kota tua Alepo dan Damaskus terus berlangsung. Bahkan pertengahan November lalu, rumah sakit anak-anak di Alepo juga mendapat serangan pesawat tempur. Sedikitnya 32 jiwa termasuk anak-anak tewas dalam serangan itu.

Oh dunia, berhentilah bicara politik dan militer. Bicaralah tentang kemanusiaan. Sudah jutaan anak-anak tak berdosa yang menjadi korban keganasan perang. Masihkah kalian ingin menambah jumlahnya. Kini di Alepo, di Damaskus, di kota-kota yang terkepung di Suriah, anak-anak bertarung hidup tanpa ayah dan ibu. Kasihanilah, teteskanlah air mata untuk mereka. (esemha)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun