Istilah prokem, pertama kali muncul pada tahun 1980-an. Pada awalnya bahasa prokem merupakan bahasa yang berasal dari bahasa preman. Bahasa ini dipakai oleh orang yang memiliki pekerjaan sebagai tukang copet, tukang jambret, perampok, pembunuh, pengedar, dan pekerjaan lainnya yang terkait dengan kriminalitas. Pembentukan kosakata prokem berasal dari kata “preman” yang mendapatkan sisipan “ok” dan menjadi prokeman lalu mengalami apokape atau lenyapnya bunyi akhir sehingga menjadi preman. Para preman memakai bahasa prokem untuk berkomunikasi dengan satu sama lain secara rahasia. Mereka membentuk ragam bahasa prokem agar tidak dipahami oleh orang lain. Kalangan preman merancang kata-kata baru dengan cara mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Bahasa prokem juga merupakan bahasa yang memiliki struktur yang tidak pasti. Bahasa prokem diciptakan bahasa-bahasa yang aneh dan sulit diketemukan asal mulanya.
Pada tahun 1990-an, bahasa prokem sangat nge-tren di Jakarta. Dari yang awalnya merupakan bahasa sandi; bahasa preman; atau bahasa yang dipakai oleh kalangan tertentu, bahasa prokem berkembang dan beralih fungsi menjadi bahasa gaul. Bahasa ini diserap oleh kalangan remaja yang dalam istilahnya “bandel” atau suka melanggar peraturan. Kalangan yang tertarik untuk mempelajari ragam bahasa ini adalah kalangan pelajar dari menengah pertama, menengah atas, sampai mahasiswa perguruan tinggi. Mereka menganggap bahasa tersebut superior untuk kalangannya dan harus digunakan demi mengikuti perkembangan pergaulan.
Bahasa prokem merupakan bentuk kreativas masyarakat dalam mengekspresikan sesuatu. Ragam bahasa prokem merupakan kata-kata tidak resmi dan tidak memiliki struktur bahasa yang benar. Kalangan tertentu biasanya membentuk bahasa ini dengan spontan dan memiliki rumus-rumus diluar kepala masyarakat umum. Bahasa prokem bersifat unik, tertutup, dan eksklusif. Artinya, bahasa ini bukan merupakan bahasa yang dimengerti oleh orang banyak dan tidak tertulis dalam kamus manapun. Bahasa prokem dapat dipahami dan dipelajari masyarkat diluar kalangan tertentu karena menyebarnya bahasa tersebut melalui interaksi sesama yang membuatnya menjadi populer.
Bahasa prokem atau bahasa gaul memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
- Eksklusif, hanya diketahui kalangan tertentu saja
- Tertutup, digunakan sebagai sarana komunikasi rahasia atau sebagai bahasa sandi
- Unik, bentuk katanya tidak seperti bahasa resmi lainnya
- Tidak tertulis dalam kamus manapun
- Populer dalam kalangan tertentu
- Tumbuh sesuai dengan perkembangan zaman
- Umumnya dipakai oleh kalangan remaja
- Bersifat nonformal
- Bukan merupakan bahasa resmi
Bahasa prokem umumnya sangat berkembang dimasyarakat. Bentuknya pun berbeda sesuai dengan khas kota masing-masing. Dominasi etnis-etnis tertentu yang menduduki kota tersebut juga mempengaruhi ragam bahasa gaul. Di daerah Jakarta, ragam bahasa gaul umumnya berasal dari adaptasi dialek dan kosakata bahasa betawi. Sedangkan di daera Bandung, karena mayoritas penduduknya dari etnis sunda, maka bahaga gaulnya berasal dari adaptasi kosakata bahasa sunda.
Sekarang ini bahasa prokem tidak hanya digunakan oleh kelompok tertentu saja. Tetapi juga, orang awam yang bukan anggota kelompok tersebut juga menggunakan bahasa prokem dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu makna bahasa prokem tidak lagi bersifat rahasia. Bahasa prokem digunakan untuk berkomunikasi oleh para remaja untuk membicarakan hal-hal yang bersifat tertutup agar pihak lain tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan.
Bahasa gaul tidak hanya berasal dari modifikasi bahasa Indonesia, tetapi juga berasal dari negara lain. Adapun tabel dibawah ini memamparkan bahasa gaul yang merupakan modifikasi dari bahasa Indonesia.
Dapat dilihat dari tabel di atas, bahwa bahasa gaul merupakan bahasa Indonesia yang dimodidikasi. Tujuannya adalah agar dalam penggunaan kata tersebut kesannya tidak terlalu formal dan nyaman untuk digunakan dalam percaapan sehari-hari. Masih banyak bahasa gaul yang digunakan, selain yang disebutkan di dalam tabel. Ragam bahasa tersebut merupakan kosakata gaul yang berkembang dari zaman 1980-an hingga sekarang. Karena keeksklusifannya, masyarakat jadi penasaran sehingga mereka mengulik bahasa tersebut dan secara tidak sadar menjadi populer. Kepopulerannya membuat berbagai kalangan mempelajarinya. Bahasa tersebut pun berkembang menjadi bahasa komunikasi yang dipakai sehari-hari. Berawal dari bahasa yang terkesan kasar, bahasa prokem menjadi bahasa kasual dikalangan masyarakat. Masyarakat terutama kalangan remaja merasa lebih nyaman menggunakan kosakata-kosakata tersebut karena telah terkesan santai. Bahasa prokem pun terus disisipkan dan dikembangkan dalam pergaulan.
Menurut (Arum : 2015) penyebab dari banyaknya penggunaan bahasa gaul saat ini adalah kurangnya rasa cinta mereka terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, terlihat bahwa bahasa Indonesia mengalami pengaruh dari bahasa gaul terhadap tatanan bahasanya. Banyak orang yang kurang menyetujui penggunaan bahasa Indonesia secara baku sebab mereka menilai bahasa baku bersifat baku dan tidak lazim untuk digunakan dalam kehidupan sehari-sehari. Hal dikarenakan akibat kurang memadainya pendidikan yang ada di Indonesia.