"Lalu, kau sama sekali tak ingin menjelaskan kenapa kau menyuruh kita berjalan berjauhan?"
"Akhir bulan ini, datanglah kerumahku. Jika kau beruntung, kau akan menemuiku."
******
Kau memarkirkan sepeda motormu di halaman rumahnya. Ah betapa kau rindu dengan rumah ini. Semasa SMA 7 tahun lalu, kalian sering menghabiskan waktu di halaman rumahnya, bermain trampolin dan bicara tentang masa depan. Kini rasanya bahkan terlalu tua untuk mengenang semua itu.
Tepat saat kau hendak mengetuk pintu, seorang wanita paruh baya keluar dan menghambur ke pelukanmu. Wanita paruh baya itu Ibunya.
"Nak Rachel kemana saja? Ibu menunggumu daritadi"
"Memangnya kenama bu? Geri mana? apa Ia memberitahu ibu perihal kedatanganku ya? Apa Geri ada di dalam bu"
"Nak Rachel, memang berat menerima semua ini nak, kita harus sabar, biarkan Geri tenang disana.."
"A.. apa maksud ibu?"
"Sebelum Geri pergi, ia menitipkan ini pada ibu. Ini untuk kamu Nak Rachel"
Tanganmu gemetar. Kau tak percaya ini sungguhan. Lelucon macam apa ini? Kau berharap tiba tiba sosoknya datang dan mengejutkanmu dari dalam dapur dan membawakan seloyang kue kismis untuk menyambut kedatanganmu. Bukankah tempo hari ia yang mengundangmu kerumah kan?