Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Warteg Buka Saat Ramadhan, "So What Gitu?"

26 Mei 2018   00:03 Diperbarui: 26 Mei 2018   00:21 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana warteg yang tertutup, dok google.com/kaskus

Sreng... Sreng... Sreng... suara gemuruh wajan penggorengan dari dapur rumah samping sekolah sangat terdengar jelas lengkap dengan wanginya...

"Hmm.. bau rendang ya bu? Jadi lapar" celetuk salah satu anak muridku sambil menyeringai.

Aku hanya tersenyum tipis seraya berkata, "Baru jam 10 loh, masih pagi anak-anak"

"Dua jam lagi Edo pasti buka puasa bu" celetuk Sasa terkikik sambil menoleh ke Edo yang kaget karena tiba-tiba namanya disebut.

"Ih, aku kan masih belajar, kata mamaku kalau gak kuat boleh sampai beduk dzuhur kok" ucap Edo membela dirinya.

"Tapi aku aja bisa loh sampai bedug maghrib" celetuk Rio bangga.

Suasana kelas tiga dengan anak-anak yang berumur sekitar delapan sampai sembilan tahun mendadak riuh bergeming sampai terdengar di kelas lain.

Aku menenangkan keadaan dengan memberi nasehat tentang hikmah puasa, syarat wajib puasa dan tentunya keyakinan terhadap puasa ramadan.

~0~

Kita pasti sudah mengetahui hikmah puasa yaitu dengan menjalankan puasa sepanjang bulan ramadan dengan tujuan menambah ketaatan, kebaikan, rahmat, ridha dan pengampunan dari Allah swt. Puasa di bulan ramadan tak hanya sekedar menahan lapar dan haus namun dapat mengajarkan kesabaran, ketaatan, dan perisai bagi diri sendiri. 

Puasa yang wajib dilaksanakan kaum muslimin ini pun tak sembarangan dikerjakan. Mereka adalah seseorang muslim yang sudah baligh, berakal sehat dan mampu mengerjakan puasa sebulan lamanya. Hal itu pun terkecuali kepada orang yang sakit, perempuan yang sedang haid/ hamil/ menyusui dan anak-anak. Jadi tak mengapa jika anak-anak masih belajar dalam berpuasa asal kita sebagai orang tua menuntun dan memberi semangat dalam berpuasa ramadan.

Polemik dengan adanya larangan warung makan harus tutup dalam bulan ramadan adalah suatu hal yang konyol. Menurut saya tingkat keimanan dan ketakwaan kita apalagi dalam berpuasa tak diukur dengan gangguan kecil seperti itu. Dengan bunyi wajan penggorengan apalagi ditambah wangi masakan, massa iya dapat membatalkan puasa? Mungkin untuk anak-anak itu suatu yang wajar namun kepada seseorang yang dikatakan dewasa seharusnya itu bukan sebagai gangguan namun sebagai hal yang biasa saja.

Menurut saya, warung-warung makan bahkan restoran di Indonesia cukup sopan menutup sebagian gerainya dengan kain walau mereka melakukan kegiatan jual beli. Selain cukup menghargai itu pun menjadi etika untuk menghormati masyarakat yang berpuasa. Namun tak harusnya sampai ditutup karena tidak semua kaum muslimin berpuasa contohnya pada saat saya sedang datang tamu bulanan yang menuntut untuk malas memasak atau teman-teman non muslimin yang ingin menikmati lezatnya warteg langganannya.

~0~

Bunyi bel sekolah sudah terdengar tanda waktu belajar selesai dan siswa boleh pulang. Namun sebelum pulang aku melihat Liana melintas. Dengan iseng aku bertanya kepada salah satu muridku kelas enam yang merupakan anak juragan warteg di komplek perumahanku.

"Li, wartegnya buka?"

"Buka bu Cuma ditutupi kain saja. Ibu mau membeli lauk kah?" tanya Liana.

"Oh iya nanti untuk berbuka, ibu akan mampir" jawabku santai

"Oh saya kira ibu mau dibelikan sekarang biar saya yang mengantar kan bisa delivery gitu bu" celetuk Liana bangga.

"Memang kamu tidak tergoda Li dengan banyaknya makanan di hadapanmu" tanyaku penasaran.

"Ya ibu, puasa tak menggoyahkan iman saya untuk berbuka sebelum waktunya, memangnya saya anak kecil bu" sahut Liana

"Wah keren juga kamu" pujiku

"Iya donk bu, so what gitu kalau warteg saya tetap buka toh menyelamatkan perut ibu-ibu yang malas masak karena datang bulan" celetuk Liana sambil menyeringai yang diikuti tawaku geli.

Ada kesalutanku pada anak usia usia dua belas tahun itu. Ia yang rajin ibadah dan sopan bisa dengan bijak menguraikan pendapatnya tentang berpuasa. Aaahh... seandainya orang yang memaksakan warung makan harus tutup berpikiran santai sepertimu...

Seketika ada wangi ikan asin yang digoreng membuyarkan lamunanku dan terdengar, "Bu Guruuu ayooo pulaaang" sahut anak-anak kelas tiga dengan tak sabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun