Atau bagaimana perjuangan istrinya Hajar istri Nabi Ibrahim yang harus berjuang mempertahankan hidupnya di lembah yang tandus. Siti hajar harus berlari bolak balik di antara dua bukit yaitu safa dan marwa untuk untuk mencari air buat anaknya Ismail. Kasih sayang seorang Ibu yang diperlihatkan Hajar ini dengan berlari-lari antara bukit Safa dan marwa maka diabadikan dalam pelaksanaan ibadah yang disebut dengan Sa,I yaitu berlari-lari antara safa dan marwa sebanyak 7 kali.
Cobaan yang paling berat yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim adalah ketika Allah memerintahkan beliau menyembelih putranya Ismail. Tentu ini sebuah ujian yang sangat berat. Sebagai seorang Nabi, sudah tentu perintah Allah ini harus dijalankan sebagai bagian dari ketaatan kepada Allah Swt. Tetapi bagaimana dengan putra kesayangannya Ismail.
Ketika hal ini disampaikan kepada kepada anaknya, Ismail lalu berkata
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (Qs.Ash-Shaafafat:102 )
Sudah tentu jawaban anaknya Ismail membuat dirinya tenang untuk menjalankan perintah Allah yang sungguh berat ini. Akhirnya ketaatan,kesabaran dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Allah menggantikan Ismail dengan seekor kibas untuk disembelih.
Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim inilah akhirnya menjadi ibadah yang kita laksanakan pada tanggal 10 Zulhijjah dan hari-hari yaitu penyembelihan hewan qurban
Allahu Akbar...Allahu Akbar.. La Ila haillallah Wallahu Akbar Walillahilhamd
Jamaah shalat Id yang dirahmati Allah.
Berkaca dari kisah keluarga Nabi Ibrahim, maka dituntut kesabaran dan keikhlasan dalam menerima ujian dan cobaan dari Allah Swt, termasuk kondisi pandemik covid19 yang belum juga usai.
Terkait pandemik covid 19 ini kami ingin mengingatkan bahwa kondisi akan berlangsung lama. Malah ada yang menyampaikan bahwa virus corona sama seperti flu yang tidak akan ada akhirnya. Akan menjadi penyakit sampai akhir zaman. Oleh sebab itulah pemerintah mengkampanyekan Adaptasi Kehidupan baru yang diterjemahkan dari New Normal. Kebiasaan memakai masker, cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak fisik dan protokol kesehatannya lainnya yang akan menjadi kebiasaan kita sehari-hari.
Demikian juga dengan kegiatan-kegiatan dakwah di berbagai pengajian banyak yang  dihentikan berbulan-bulan. Ke depan kegiatan dakwah kita seperti pengajian juga harus menyesuaikan dengan adaptasi kebiasaan baru sesuai dengan protokol kesehatan di masa pandemik.