PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan
Proses pendidikan di sekolah dapat dilihat dari segi pembelajarannya yang menginovasi. Inovasi pembelajaran merupakan suatu hal yang baru dalam keadaan sosial tertentu untuk memecahkan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran (Harahap, 2018). Melakukan sebuah inovasi harus dilakukan secara menyeluruh. Jika dilihat dari semua komponen-komponen pembelajaran yang ada, maka inovasi dapat dimulai dari pembelajaran yang harus meliputi pertimbangan unsur seperti siswa, pengajar, materi dan bahan, media, sarana dan prasarana, biaya, dan hidden curriculum (Ananda, 2019). Selain itu, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode, media dan sumber belajar yang jelas. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa mampu menguasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru, berapa kondisi yang menjadi latar belakang masalah antara lain :
- Keaktifan peserta didik kurang
- Peserta Didik kurang fokus pada kegiatan pembelajaran (misalnya sering mengantuk bahkan tidur, dan melakukan aktivitas lain)
- Kurangnya pengembangan potensi dan kreativitas peserta didik
- Guru belum maksimal dalam mengeksplor dan menggunakan pembelajaran yang variatif dan inovatif.
Praktik ini penting untuk dibagikan karena sangat dimungkinkan bahwa permasalahan ini juga terjadi di sekolah lain saat kegiatan pembelajaran. oleh karena itu, pengalaman saat melaksanakan best practice ini dapat dijadikan motivasi dan solusi serta dapat dijadikan referensi bagi rekan-rekan guru yang mengalami hal sama, sehingga memberikan dampak positif atau perubahan perubahan/inovasi pada kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan ke depannya.Â
Peran dan tanggung jawab guru dalam praktik ini yaitu dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif sehingga tujuan dari pembelajaran itu sendiri dan juga hasil belajar peserta didik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. adapun cara agar tujuan tersebut tercapai yakni dengan mengimplementasikan model pembelajaran yang tepat dan inovatif sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran, juga menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif (tidak hanya metode ceramah/teacher center).
Tantangan yang dihadapi oleh guru untuk mencapai tujuan anatara lain: penerapan pembelajaran berparadigma pembelajaran abad 21 yang masih kurang; pembelajaran selama ini masih berpusat pada guru, dimana guru memanfaatkan sebagian besar waktu untuk ceramah dan drilling; keterampilan dalam menggunakan teknologi guna menyediakan media pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik belum optimal, sedangkan tantangan yang dihadapi oleh siswa antara lain: masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena peserta didik yang dominan lebih pandai dan pintar yang banyak menyelesaikan diskusi kelompok tersebut. Faktor lain yang dapat menjadi tantangan yaitu terkait dengan sarana dan prasarana yang digunakan, misalnya gawai yang digunakan sebagai media pembelajaran kualitasnya belum merata, seperti jaringan internet. Â Â
Berdasarkan tantangan di atas, dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi guru terkait dengan kompetensinya yakni kemampuan pedagogik dan profesional sedangkan dari peserta didik yakni motivasi belajar, serta dari segi sarana prasarana yaitu ketersediaan sarana media pembelajaran.
Â
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan penulisan best practice ini adalah sebagai salah satu upaya peningkatan motivasi dan minat belajar siswa kelas V melalui model pembelajaran problem based learning pada materi panas dan perpindahannya.
Â
C. Manfaat KegiatanÂ
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah dapat menginspirasi guru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi serta mengajak siswa untuk dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berikut beberapa manfaat kegiatan bagi siswa, guru dan sekolah :
a. Bagi Siswa
- Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
- Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
- Terkontrolnya tingkah laku positif siswa.
- Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada saat proses pembelajaran berlangsung.
- Meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi guru
- Memperluas wawasan.
- Meningkatkan professional kerja.
- Meningkatkan peran guru sebagai fasilisator.
- Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
c. Bagi Sekolah
- Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap mata pelajaran yang lain.
- Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
- Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah.
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis, diantaranya :
a) menganalisis karakteristik materi pelajaran, karakteristik siswa dan capaian pembelajaran
b) menentukan tujuan pembelajaran
c) memilih pendekatan, model pembelajaran, metode dan media yang sesuai
d) menyiapkan perangkat pembelajaran termasuk media, sarana-prasarana dan soal evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
e) melaksanakan pembelajaran
f) melakukan observasi pembelajaran
g) mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran
h) merefleksi hasil.
Pada Aksi 2, guru menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi materi panas dan perpindahannya. Model pembelajaran PBL menggunakan metode berupa ceramah variasi, diskusi kelompok dan tanya jawab.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran Aksi 2 yang dikembangkan berdasarkan model Problem Based Learning pada materi ekosistem:
Kegiatan Inti
a)Â
Sintaks 1Â
Orientasi masalah;Â
Peserta didik mengamati salah satu masalah kontekstual yang disajikan guru melalui video, lalu menjawab pertanyaan berikut:
1.
aktivitas apa saja yang kalian jumpai pada video tersebut?
2.
Ada yang tahu sumber panas apa saja yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari ?
Â
Sintaks 2Â
b) Mengorganisasi siswa untuk belajar;Â
Guru membentuk kelompok kecil secara heterogen. anggota kelompok yang heterogen dapat dibentuk berdasarkan perolehan hasil belajar materi sebelumnya dibagi secara merata. Harapannya mereka dapat menjadi tutor sebaya bagi anggota kelompoknya dalam mengoperasikan teknologi.
Guru membagikan LKPD dan meminta peserta didik dalam kelompok mengerjakan LKPD
Guru memberikan petunjuk tentang pengisian LKPD setiap kelompok tentang sumber panas pada suatu kehidupan sehari-hari. kepada siswa dan meminta perwakilan tiap kelompok secara bergantian untuk mencoba menempelkan gambar yang telah disediakan. tiap kelompok memilih 1 topik yang berbeda dengan kelompok lain.
Sintaks 3Â
 c)   Membimbing penyelidikan;Â
Pada sintaks ini, siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat orientasi melalui gambar yang di bagikan setiap kelompok. dipilih sesuai dengan gambar pada sumber panas dan perpindahannya dan mendeskripsikan ciri-ciri yang dimiliki sumber energi panas tersebut pada kertas HVS yang telah disediakan dan dihias semenarik mungkin.
Sintaks 4Â
d) Membuat dan menyajikan hasil;Â
Kertas HVS ditempel pada papan tulis, sehingga anggota kelompok yang lain bisa melihat hasil identifikasi sumber energi panas pada lingkungan hidupnya.
Setelah mengidentifikasi sumber energi panas yang lainnya dari berbagai lingkungan, peserta didik mendiskusikan berbagai faktor yang mempengaruhi sumber energi panas pada suatu tempat tertentu.
Hasil diskusi kemudian dikemukakan oleh peserta didik di kelas. hasil pemecahan masalah tersebut diharapkan memperoleh komentar, saran dan kritik membangun baik dari guru maupun siswa lain guna memperbaiki hasil.
Â
Sintaks 5Â
 e)   Analisis dan evaluasi proses;Â
Guru mempersilahkan peserta didik yang lain untuk memberikan tanggapan, persetujuan, ketidak setujuan, atau pertanyaan.
Peserta didik yang tampil dibantu guru menanggapi respon teman- temannya tersebut apabila menemui kesulitan, sehingga mereka dapat memperbaiki kualitas diri dalam pembelajaran berikutnya.
Melalui sintaks PBL di atas, diharapkan siswa dapat secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, sehingga pembelajaran lebih bermakna, serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa agar mereka lebih termotivasi, aktif, dan kreatif sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat.
B. Hasil Kegiatan
1. Pengelolaan pembelajaran sangat baik diikuti oleh aktivitas belajar peserta didik yang sangat baik pula. hal tersebut teramati dari hasil observasi dan jurnal pembelajaran. Adapun kegiatan pengelolaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa yang teramati sebagai berikut :
AKSI 2 (PBL) :Â
a) Pada kegiatan pembuka, kegiatan yang dilakukan meliputi salam, doa, presensi, apersepsi, motivasi, dan informasi tujuanÂ
pembelajaran. Kegiatan pembuka dilakukan guru dengan sangat baik.
- Guru secara luwes melakukan kegiatan pembuka dan jelas dalam memberikan informasi.
- Apersepsi yang dilakukan sangat sesuai dengan materi pelajaran
- Motivasi yang dilakukan berupa fisik dan psikis. Siswa bersemangat saat meneriakkan yel-yel penyemangat.
- Guru dapat memaparkan tujuan pembelajaran dengan jelas, peserta didik memahami tujuan pembelajaran.
- Guru menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran dan peserta didik memahaminya.
b) Kegiatan inti dilakukan guru dengan baik.
Kegiatan inti yang dilakukan sudah sesuai dengan sintaks PBL. pendidik dapat memandu aktivitas peserta didik dengan baik melalui panduan langsung maupun langkah-langkah yang sudah disediakan di LKPD.
Pada sintaks 1, yaitu orientasi masalah telah dilakukan dengan sangat baik dan secara variatif, yaitu dengan menyediakan sumber bacaan, video yang menampilkan konteks nyata dan sesuai konten materi, serta gambar yang sesuai dengan konteks dan konten materi. siswa berhasil menemukan minimal tiga kata penting dan membuat pertanyaan sebagai permasalahan yang akan dicari solusinya. Pertanyaan yang dibuat perlu diarahkan oleh pendidik agar minimal mencakup semua tujuan pembelajaran.
Pada sintaks 2, yaitu mengorganisasi siswa untuk belajar dilakukan dengan sangat baik. guru telah membentuk 4 kelompok beranggotakan lima orang. Anggota kelompok ditetapkan secara heterogen, baik dari segi penguasaan pengetahuan maupun keterampilan berfikir kritis. Semua siswa tergabung dalam kelompok dan terlibat aktif dan antusias dalam mengerjakan tugas dan juga diskusi kelompok.
Pada sintaks 3, yaitu membimbing penyelidikan, pendidik dapat menjadi fasilitator dengan baik. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan pendidik berupa:
- Pendidik berkeliling kelompok mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi masing-masing kelompok dalam melakukan simulasi dan mengisi LKPD.
- Pertanyaan dari peserta didik dijawab dengan pemberian pertanyaan panduan sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban sendiri.
- Pendidik dengan sigap memberikan solusi atas sarana yang digunakan peserta didik mengalami masalah, seperti gawai yang kurang responsif sehingga dapat teratasi dengan segera.
- Dalam membimbing penyelidikan, motivasi berupa pujian diberikan kepada peserta didik atas kemajuan pencapaian belajarnya, sikap pantang menyerah dalam mencari solusi, kemauan melakukan aktifitas secara runtut. Kegiatan membimbing penyelidikan diiringi aktivitas belajar siswa yang sangat baik pula. selama kegiatan penyelidikan siswa melakukan aktivitas mental menganalisis dan mengevaluasi
- Menyimak pendapat teman dan mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok
- Mengamati gambar menggunakan kertas karton dan di tempel pada LKPDÂ
- Menulis hasil gamabar yang telah di tempelkan pada LKPD dengan lengkap
- Mengemukakan pendapat
- Antusias bekerja sama dalam kelompok
Pada sintaks 4, yaitu membuat dan menyajikan hasil dilakukan dengan baik. Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam kelompok menempel menggambar dan mendeskripsikan berbagai macam sumber energi panas berdasarkan hasil nyata dalam kehidupan sehari-hari. produk yang buat siswa menarik dan sesuai dengan teori. pada pengamatan menggunakan gambar pada kertas karon,. Guru dapat mengakomodasi peserta didik untuk berani memaparkan hasil pemecahan masalah. produk yang dibuat semua kelompok menarik.
Pada sintaks 5, yaitu analisis dan evaluasi proses dilakukan dengan sangat baik. Guru memfasilitasi kegiatan ini dengan memberikan pertanyaan panduan pada LKPD untuk diisi peserta didik. Siswa merespon positif dengan aktif menganalisis proses belajarnya serta mengevaluasi dengan cara memberikan saran pada diri sendiri guna mengatasi hal yang masih sulit dilakukan.
c) Kegiatan penutup dilakukan guru dengan sangat baik.
Kegiatan penutup yang dilakukan berupa kesimpulan, refleksi, evaluasi, asesmen, rencana tindak lanjut pembelajaran, doa dan salam penutup.
- Guru dapat memandu siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dengan memberikan pertanyaan lisan sesuai tujuan pembelajaran. siswa secara aktif menjawab pertanyaan guru.
- Soal evaluasi yang dikerjakan siswa relevan dengan tujuan dan langkah – langkah pembelajaran. guru memberikan tuntunan dengan meminta siswa  mengingat kembali cara mengevaluasi pada aktivitas sintaks ketiga.
- Guru juga menyampaikan rencana tindak lanjut dengan jelas, sehingga siswa memahami kegiatan pembelajaran berikutnya. Pembelajaran direspon peserta didik dengan baik. siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dan teramati dengan acungan jempol semua peserta didik.
- Secara keseluruhan, pengelolaan pembalajaran yang dilakukan guru sangat baik, perlu pengelolaan waktu yang lebih baik agar setiap kegiatan dalam pembelajaran selesai tepat waktu.
KESIMPULAN
Â
A. Refleksi
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut:
- Proses pembelajaran materi panas dan perpindahannya pada topik suhu dan kalor dengan menerapkan model pembelajaran PBL pada Aksi 2 berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Problem Based Learning mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
- Proses pembelajaran materi panas dan perpindahannya dengan menerapkan model pembelajaran PJBL pada Aksi 2 menjadikan peserta didik lebih aktif, dapat berpikir analisis dan kreatif. model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. siswa secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan sehingga menghasilkan suatu karya/produk yang bernilai dan realistik. hal tersebut dapat dibuktikan dengan kegiatan refleksi saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
- Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TPACK dalam bentuk video yang ditampilkan dalam slide powerpoint dan penggunaan media gambar pada Aksi 2 memudahkan peserta didik dalam mempelajari dan memahami materi, lebih bersemangat dan tidak cepat bosan, sehingga keaktifan dan kemampuan berpikir analisis peserta didik dapat ditingkatkan. Hanya saja ketersediaan gambar yang terbatas membuat siswa menunggu kesempatan/giliran menggunakan bahan tersebut sehingga cukup menyita banyak waktu.
- Hasil belajar tentang pada Aksi 2 dengan materi panas dan perpindahannya dalam kategori baik. setelah melakukan pembelajaran diperoleh 100% siswa memiliki hasil belajar sikap pada kategori sangat baik. sikap yang diamati merupakan sikap menerima (tingkatan taksonomi Bloom: A1), yaitu mengikuti langkah-langkah kegiatan sesuai LKPD. Hasil belajar ranah pengetahuan diperoleh 10% pada kategori cukup, 60% pada kategori baik, dan 30% pada kategori sangat baik dengan rerata 84,17. Hasil belajar ranah keterampilan juga pada kategori baik, yaitu 70% siswa dalam kategori baik dan 30% peserta didik pada kategori sangat baik dengan rerata 84,58%.
Melalui refleksi dan dampak aksi yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa praktik baik yang disusun sedemikian rupa dan dapat diterapkan dalam pembelajaran menghasilkan pembelajaran yang efektif, dimana pengelolaan pembelajaran menjadi sangat baik, proses komunikatif antara guru dan siswa sangat baik, pembelajaran direspon positif oleh siswa, dan siswa berpartisipasi aktif dalam belajar dan hasil belajar yang diperoleh juga optimal.
Keberhasilan dalam menyusun dan melaksanakan praktik baik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: adanya analisis capaian pembelajaran, pemilihan pendekatan, model, dan media pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik dan karakteristik tujuan pembelajaran, Guru menyediakan LKPD berbasis sintaks PBL yang sangat baik dan dapat menuntun langkah-langkah pembelajaran secara runtut dan memandu siswa dalam melakukan keseluruhan aktivitas belajar, guru menyediakan video simulasi yang dapat mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang bersifat abstrak, guru membiasakan peserta didik untuk menganalisis dan mengevaluasi selama proses pembelajaran, sehingga peserta didik terbiasa menghadapi soal uraian pada level analisis dan evaluasi, guru menyediakan kegiatan yang menantang dan terjangkau kepada peserta didik sehingga peserta didik termotivasi untuk menyelesaikan aktivitas, guru dapat mengelola kelas dengan baik, sehingga setiap individu mendapatkan perhatian sesuai kebutuhannya, sarana dan prasarana yang memadai, seperti ketersediaan laptop/gawai yang mencukupi memperlancar pembelajaran, adanya kerjasama yang baik dengan teman sejawat, adanya dukungan dari Kepala Sekolah, dan adanya bimbingan dari Dosen serta Guru Pamong
Praktik baik yang berhasil disusun ternyata mendapatkan respon positif dari rekan-rekan guru. Mereka menyatakan bahwa pendekatan, model dan media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan pengembangan kemampuan peserta didik era ini, kegiatan diskusi melibatkan siswa aktif belajar, apresiasi yang diberikan pendidik kepada peserta didik setelah mencapai kemajuan menumbuhkan suasana pembelajaran yang menyenangkan, simulasi yang disediakan sangat bermanfaat mempermudah siswa memvisualisasikan konsep, LKPD yang disusun pendidik sangat detil dalam memberikan tuntunan kepada peserta didik secara bertahap, pembelajaran menumbuhkan kreatifitas siswa karena berhasil membuat produk simulasi berbasis teknologi dan relevan dengan era siswa saat ini.
Setelah merancang, melaksanakan, menganalisis dan mengevaluasi hasil serta merefleksi keseluruhan proses, guru mendapatkan pembelajaran, bahwa dalam mengemban profesi guru, kita perlu kompeten baik dari sisi pribadi, sosial, profesional, dan pedagogik. Kompetensi pribadi yang baik akan dapat menumbuhkan suasana pembelajaran yang baik pula, dimana pendidik menjadi teladan dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan. Kompetensi sosial guru yang baik dapat menumbuhkan suasana kelas yang baik pula, karena guru dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan peserta didik. Hubungan sosial yang baik dengan rekan sejawat seperti saling membantu dalam mengobservasi dan mengevaluasi pembelajaran secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kompetensi profesional guru sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran, dimana guru harus menguasai konten dan konteks materi pelajaran yang akan dipelajari siswa. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran melalui pemilihan pendekatan, model, dan media yang sesuai dengan materi pelajaran, dan yang terakhir, kompetensi pedagogik yang baik diperlukan guru untuk mengemas pembelajaran dengan tepat. Penguasaan terhadap model-model pembelajaran era abad 21 dan penguasaan teknologi sebagai media pembelajaran sangat diperlukan untuk memberikan kondisi belajar peserta didik yang menyenangkan, menantang, dan menumbuhkan kemampuan yang relevan dengan tuntutan zaman.
B. Tindak Lanjut
Menyadari betapa pentingnya pembelajaran yang demikian, maka pendidik dapat menyusun rencana tindak lanjut dari praktik baik ini. Pendidik dapat meningkatkan kualitas pembelajarn secara berkelanjutan dengan melakukan beberapa hal berikut:
- Menelaah cakupan materi pelajaran agar sesuai dengan kompetensi atau capaian pembelajaran peserta didik dan dapat merancang pembelajaran yang kontekstual, bermakna dan efektif.
- Mempertahankan serta meningkatkan efektifitas pembelajaran dengan konsisten menerapkan pendekatan, model dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakterstik tujuan pembelajaran dan kemampuan peserta didik, serta pembelajaran yang mengembangkan keterampilan abad 21.
- Menyajikan pembelajaran yang menyediakan proses serta evaluasi yang mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS) atau kategori berfikir analisis (C4), evalusi (C5), dan kreatif (C6).
- Menyediakan media pembelajaran yang menarik, inovatif, dan interaktif agar dapat mempermudah peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan dan pembelajaran lebih menyenangkan melalui media pembelajaran yang berbasis TPACK.
- Memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar agar secara rinci memperlihatkan keterkaitan model, pendekatan, kompetensi yang akan dicapai peserta didik secara jelas, sebagai contoh:
Modul ajar mencakup bagian-bagian berikut:
a. Identitas
- Capaian Pembelajaran
- Alur Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
- Tujuan Pembelajaran
- Informasi materi pelajaran yang menyajikan materi esensial dan advance material), pendekatan, model, metode, sumber dan media pembelajaran yang relevan dengan paradikma pembelajaran abad 21.
- Langkah-langkah kegiatan menyajikan informasi aktivitas pembelajaran secara runtut dan rinci. setiap aktivitas dibubuhkan keterangan spesifik terkait bagian pendekatan yang diintegrasikan, pengembangan kompetensi yang dituju dan halaman LKPD yang digunakan. setiap aktivitas agar disertakan waktu yang dibutuhkan agar pembelajaran dapat berlangsung efisien (tepat waktu). Langkah-langkah pembelajaran memuat minimal bagian pembuka (berisi salam, doa, presensi, apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran), bagian inti memuat langkah langkah sesuai sintaks model yang dipilih, bagian penutup (memuat evaluasi, kesimpulan, refleksi, RTL, doa dan salam penutup).
- Evaluasi disertakan secara detil baik evaluasi proses maupun hasil belajar. evaluasi disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan dan mengacu pada kompetensi yang telah ditetapkan untuk dicapai.
- Asesmen penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari perencanaan pembelajaran itu sendiri. Penyusunan rencana penilaian merupakan rangkaian program pendidikan dan pembelajaran yang utuh dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
- Melakukan penilaian autentik melalui penilaian proses dan hasil belajar, diikuti dengan meningkatkan keterampilan dalam menyusun instrumen baik itu observasi, rubrik, maupun tes dan meningkatkan keterampilan mengobservasi peserta didik.
- Menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang selalu terbuka terhadap pengetahuan baru dan kemajuan teknologi agar dapat mendampingi kemajuan belajar peserta didik sesuai dengan tuntutan zaman.
DAFTAR PUSTAKAÂ
Ahmad, J. (2018). Desain Penelitian Analisis Isi (Content Analysis) (UIN Syarif Hidayatullah). Retrieved from https://www.researchgate.net
Ananda, R. (2019). Perencanaan pembelajaran. Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Harahap, A. (2018). Implementasi Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Tematik Kelas 6 SDN 06 Semade.
Khairani, M., Sutisna, & Suyanto, S. (2019). Studi Meta-Analisis Pengaruh Video
Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Biolokus, 2(1), 158–166.
Bell, B. & Cowie, B. (2001). Formative assessment and science education. Dordretch: Kluwer Academic Press Bennett, R. E. (2011). Formative assessment: a critical review. Assessment in Education: Principles, Policy & Practice, 18(1), 5–25
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H