Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Melata di Bawah Bayang-bayang Nuclear Holocaust

10 Juni 2022   02:36 Diperbarui: 10 Juni 2022   02:49 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Ledakan Senjata-Senjata Nuklir terbesar di dunia | Sumber Gambar: atomicheritage.org

Tetapi Savitsky dan Semyonovich menolak usulan Arkhipov tersebut dan terus mengotot akan menembakan missile berhulu ledak nuklir ke armada kapal Angkatan Laut Amerika Serikat. Terlebih lagi kapal selam B-59 mereka yang terus dihujani peledak laut yang dilemparkan oleh awak U.S.S. Randolph. 

Pertikaiian pun terjadi antara Arkhipov dengan Savitsky dan Semyonovich akan keputusan untuk meluncurkan senjata nuklir tersebut, di mana Savitsky dan Semyonovich terus bersikukuh untuk meluncurkan senjata nuklir dan Arkhipov yang menolak keras peluncuran senjata nuklir tersebut tanpa adanya perintah lebih lanjut dari pusat karena dapat menimbulkan pecahnya konflik yang lebih besar, 

bahkan menyulut Perang antara Amerika Serikat dan Uni Soviet hingga menuntun Perang Dunia Ketiga dan bahkan Perang Nuklir sekalipun.

Kapal Selam B-59 ketika naik ke permukaan laut setelah perdebatan sengit antara Arkhipov dengan Savitsky dan Semyonovich | Sumber Gambar: Getty Images
Kapal Selam B-59 ketika naik ke permukaan laut setelah perdebatan sengit antara Arkhipov dengan Savitsky dan Semyonovich | Sumber Gambar: Getty Images

Namun karena Kapal Selam B-59 sudah berada di bawah kedalaman laut dalam waktu yang cukup lama dan menipisnya bateries kapal selam sehingga menyebabkan air-condition di dalam kapal selam juga tidak berfungsi dengan baik, lantas para awak Kapal Selam B-59 pun sedikit demi sedikit mulai kesusahan untuk bernafas. 

Menanggapi hal ini, Savitsky dan Semyonovich pun pada akhirnya setuju dengan usulan Arkhipov untuk menaikan Kapal Selam B-59 ke permukaan laut juga agar radio Kapal Selam B-59 dapat mendapatkan signal dan digunakan kembali. Kapal Selam B-59 pun pada akhirnya naik ke permukaan laut dan keberadaannya pun terlihat oleh para awal Kapal Induk U.S.S. Randolph.

Sayangnya alih-alih mendapat pujian karena telah menyelamatkan dunia dari konflik yang dapat menyebabkan Perang Dunia Ketiga dan Perang Nuklir sekalipun, Arkhipov justru mendapat teguran hebat dari para petinggi Angkatan Laut Uni Soviet karena aksinya yang menyebabkan keberadaan Kapal Selam B-59 terlihat oleh awak Kapal Angkatan Laut Amerika Serikat. 

Aksi Arkhipov yang telah menyelamatkan dunia tersebut ternyata justru membuat Arkhipov nyaris diberhentikan secara tidak hormat dari Angkatan Laut Uni Soviet. 

Tetapi karir Arkhipov di Angkatan Laut Uni Soviet tidak-lah taman begitu saja setelah insiden di Kapal Selam B-59 tersebut. Arkhipov pada akhirnya masih dapat kembali melanjutkan dinasnya di Angkatan Laut Uni Soviet dan dinaikan jabatannya sebagai Laksmana Madya pada tahun 1981 dan pensiun dari dinas aktif di Angkatan Laut Soviet pada pertengahan dekade tahun 1980an dan wafat pada 19 Agustus tahun 1998 di usia 72 tahun.

Aksi Arkhipov yang telah menyelamatkan dunia ini sepertinya tidak banyak diketahui publik, terlebih karena sangat dirahasiakan oleh pihak Uni Soviet pada era Perang Dingin. Tetapi banyak yang mengapresiasi jasa Arkhipov karena memang berkat jasa Arkhipov, 

dunia terselamatkan dari suatu konflik yang bisa berakibat pada bencana Nuclear Holocaust yang dapat menghancurkan seisi bumi. Pada tahun 2002, Thomas S. Blanton, ketua dari arsip keamanan nasional Amerika Serikat, mengatakan bahwa Arkhipov telah "Menyelamatkan Dunia."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun