Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Revolt of The Admirals: Protesnya Para Laksamana

13 April 2022   16:45 Diperbarui: 13 April 2022   16:51 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Induk Supercarrier pertama USS Forrestal dan Kapal Induk Supercarrier bertenaga nuklir pertama USS Enterprise | Sumber Gambar: seaforces.org

Proyek kapal Induk yang baru ini dinamakan "U.S.S. United States" dengan skala yang lebih besar dibanding kapal-kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat pada era Perang Dunia Kedua. 

Bahkan para petinggi Angkatan Laut juga mengusulkan untuk melengkapi U.S.S. united States ini dengan teknologi Nuklir.

Tetapi sayangnya usulan ini sepertinya tidak disambut baik oleh pemerintahan Presiden Harry S. Truman. 

Seperti diketahui setelah berakhirnya Perang Dunia kedua, Angkatan Udara yang dulu tergabung dengan Angkatan Darat atau yang dikenal sebagai "Army Air Force" pada akhirnya dipisahkan dari Angkatan Darat dan diberi otoritas tersendiri. 

Pada 18 September tahun 1947, Angkatan Udara secara resmi menjadi layanan cabang militer sendiri dan dibentuklah "United States Air Force" atau Angkatan Udara Amerika Serikat. 

Pemerintahan Presiden Truman juga sepertinya lebih condong untuk memberi lebih banyak anggaran kepada Angkatan Udara guna peremajaan pesawat-pesawat Angkatan Udara, melihat peran yang sangat signifikan pesawat-pesawat Angkatan Udara pada saat perang dunia kedua, terutama pesawat-pesawat bomber strategis yang berhasil membombardir dan melumpuhkan daerah-daerah penting musuh selama Perang Dunia Kedua.

Menteri Angkatan Udara Stuart Symington (Kedua, Kanan) dan KASAU Jenderal Hoyt Vandenberg (Paling Kanan) dan Presiden Truman | Sumber Gambar: af.mil
Menteri Angkatan Udara Stuart Symington (Kedua, Kanan) dan KASAU Jenderal Hoyt Vandenberg (Paling Kanan) dan Presiden Truman | Sumber Gambar: af.mil

Melihat kesempatan ini, para petinggi Angkatan Udara seperti Kepala Staff Angkatan Udara Jenderal Hoyt Vandenberg dan Menteri Angkatan Udara Stuart Symington pun mendorong agar Presiden Harry S. Truman menyetujui anggaran untuk proyek pesawat bomber strategis yang baru. 

Menurut Vandenberg dan Symington, Pesawat-pesawat bomber Angkatan Udara juga perlu diremajakan, terutama pesawat-pesawat bomber era perang dunia kedua sudah tidak mungkin lagi untuk digunakan pada jangka waktu yang panjang dan Angkatan Udara memang membutuhkan pesawat-pesawat baru untuk memasuki era modern.

 Jenderal Vandenberg dan Symington pada akhirnya mengusulkan gagasan untuk memulai proyek B-36 Peacemaker, yaitu sebuah pesawat pengebom strategis yang lebih baru, modern dan memiliki jarak tempuh terbang yang lebih jauh dibandingkan pesawat-pesawat bomber pada era perang dunia kedua dan dapat menjangkau seluruh dunia dan juga dilengkapai senjata nuklir. 

Presiden Truman pun sepertinya lebih tertarik akan proyek B-36 Peacemaker ini dibanding proyek U.S.S. United States. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun