'Terbuka akses lapangan kerja dari program ini", tutur Widi Wijarnako sambIl menunjuk apa yang dilakukan oleh TKM Asep Hidayat dengan kelompok wanita tani di desa Waluran, Kabupaten Sukabumi, menunjukan, program TKM telah mentransformasi perluasan kesempatan kerja.
Menurut Widi Wijanarko, masyarakat di Kabupaten dan Kota  Sukabumi telah mendapat akses manfaat dan memperoleh manfaat dari program itu sejak 2018 hingga 2020. Dikemukakannya, hingga 2020 tercatat sebanyak 2.860 orang menerima manfaat untuk program TKM. Rinciannya, pada 2018 diberikan bantuan pada 380 orang (19 kelompok), pada 2019 diberikan bantuan pada 520 orang ( 26 kelompok) dan pada 2020 diberikan bantuan dalam rangka jaring pengaman sosial (JPS) pada 520 orang (26 kelompok),bantuan dalam rangka dampak  Covid-19 pada 7 kelompok yaitu 140 orang dan bantuan program regular diberikan pada 380 orang (19 kelompok). Masing -- masing kelompok sebanyak 20 orang.Â
Asep Hidayat dan Kelompok Wanita Tani,salah satu kelompok yang tersentuh program ini pada 2018.
Berbekal bantuan peralatan dan pengetahuan dari pelatihan yang diberikan Disnaketrans Kabupaten Sukabumi, hanjeli tidak saja dijual dalam bentuk beras, dikembangkan dalam bentuk olahan. Dodol, tape, rengginang dan bronies hanjeli Sukabumi  dan dilabeli produksi Abah Asep, kini menjadi produk andalan dari desa Waluran. Dijual secara offline dan online,.
Sementara hasil panen petani perempuan dari Kelompok Wanita Tani ini semuanya ditampung dan dibeli oleh Asep Hidayat. Sehingga terjamin pemasaran hasil panen anggota KWT. Hal ini dilakukan Asep Hidayat, agar ada kepastian hasil panen KWT itu terjual dan langsung berbuah cuan. Yang Namanya pasar, ada pasang surutnya. Terkadang lancar , ada kalanya tersendat. Apalagi sebagai bahan pangan aleternatif, penjualannya tidak selalu lancar.
Dengan adanya kepastian terjualnya hasil panen ini dengan pembayaran tunai, makin memacu petani untuk menanam hanjeli. Apalagi tanaman ini oleh penduduk setempat ditanam di lahan tidak produktif atau lahan nganggur.Tidak mengganggu areal persawahan atau pertanian lannya.
Hadirnya mesih giling, membuat produksi beras makin meningkat. Tadainya di proses secara manual yaitu dengan menumbuk secara beramai -- ramai hingga produksinya terbatas.
Setelah digiling dengan menggunakan mesin giling bantuan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigtasi Kabupaten Sukabumi, Asep Hidayat kemudian mengemas hanjeli dalam kemasan kiloan dengan dilabeli : Oleh -- oleh Khas Sukabumi. Beras Hanjeli Abah Asep.
Beras hanjeli di bandrol  mulai dari Rp 20.000,-, Rp 25.000,- dan Rp 30.000,- per kilogram.
Saat ini pesanan terbesar melalui online terutama dari kota -- kota besar seperti Jakarta. Per dua minggu selalu ada permintaan rutin. Setiap bulan permintaan mencapai 5 kuintal ( 500) kg.
Makin meningkatnya permintaan ini membuat penduduk desa Waluran, makin berminat menanam hanjeli.. Diyakini, kedepan, dengan makin banyak masyarakat mengenal tanaman ini, termasuk dunia perguruan tinggi, produksi hanjeli akan meninkat. Suatu saat akan ditemukan teknologi tata cara menanam hanjeli  yang akan mempersingkat waktu panen, Seperti halnya yang terjadi pada tanaman beras. Jika dahulu kala panen padi 6 bulan sekali, kini padi bisa dipanen dalam tempo 3 bulan. Hal sama akan juga terjadi pada tanaman hanjeli..