Mohon tunggu...
Erwan Mayulu
Erwan Mayulu Mohon Tunggu... Jurnalis - wartawan,editor,Trainer PKB (ketenagakerjaan)

Ayah dari tiga anak : Grace Anggreini Mayulu, M.Irvan Mayulu, Annisa Mayulu Menulis adalah gairah hidupku. Minat menulis sejak SLTP berlanjut hingga SLTA dan sempat juara lomba menulis tingkat pelajar ketika itu,1978 (SLTP ) di kota kecil, Gorontalo dan di Jember,Jawa Timur,1981 (SMEA). Cita-cita menjadi wartawan dimulai jadi kontributor di Jember di Harian Angkatan Bersenjata, Jakarta pada 1982/83 bersamaan masuk kuliah. Hijrah ke Jakarta dan jadi wartawan Harian Terbit pada 1983. Kini lebih fokus nulis soal ketenagakerjaan di media online.

Selanjutnya

Tutup

Money

Tenaga Kerja Mandiri Sukses Usaha Jamur dan Kripik Jamur

24 November 2021   14:19 Diperbarui: 24 November 2021   14:24 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamur tersusun di rak (foto:bdok.bRumah Jamur Fahira)

BRANDING "NGEHE"

Pelatihan kewirausahaan membuka wawasan mereka dan menjadi energi positif bagi keluarga ini memulai usaha kripik jamurnya dengan pola baru.

Selepas pelatihan, pasangan ini mendirikan lembaga sebagai payung usahanya yaitu Rumah Jamur Fahira dengan kegiatan utama pembibitan jamur dan memproduksi kripik jamur.

Bantuan sarana usaha dari Disnakertrans berupa kompor pangang, kompor semawar, spinner, penggorengan ukuran jumbo, chest freeze, vacum sealer, containerdan lain - lain membuat kapasitas produksi perhari dapat ditingkatkan berkali-kali lipat. Disamping itu, kemasan plastik putih yang digunakan selama ini diganti dengan kemasan yang lebih besar, menarik dan diberi logo. Harganyapun dibandrol menjadi Rp. 15.000,-. dan dilabeli nama; NGEHE.

"Itu singkatan dari Ngenah (Bahasa Sunda) artinya enak dan hemat", tutur Cucu sambil tertawa. Branding ini ternyata cepat tertanam dalam benak konsumen sehingga penjualan semakin meningkat. Tampilan produk kripik naik kelas, target market pun diperluas, merambah ke masyarakat umum dan kalangan menengah. Inovasi produk berupa kripik dari jamur, ditunjang dengan kemasan menarik dan nama yang terkesan popular membuat kripik jamur tesebut mudah diterima pasar.

"Alhamdulillah kalangan menengah atas menerima Kripik Ngehe. penjualannyapun cukup bagus", ungkap Cucu sambil sumringah. Saat ini Keripik Jamur Ngehe sudah berada di toko pusat oleh-oleh seperti Galery Menong, Imaku Cake hingga ke toko--toko di reast area di jalan tol Jakarta -- Bandung.

Seiring permintaan pasar yang meningkat, rumah Jamur Fahira juga dipindah ke pekarangan yang lebih luas. Tadinya, produksi dilakukan di halaman rumah mereka. Namun seiring waktu dengan naiknya volume penjualan kripik, otomatis produksi jamur harus ikut naik sehingga memerlukan area yang lebih luas. Budidaya jamur hanya untuk memenuhi kebutuhan produksi kripik. Omzet penjualan per bulan menyentuh angka Rp 30 juta.

BANGKIT DARI PANDEMI

Ditengah menikmati naik daunnya penjualan kripik jamur Ngehe, tiba-tiba muncul pandemi covid-19 di penghujung tahun 2019 dan awal 2020. Toko-toko meminta mereka menarik kripik Ngehe dari etalase tokonya. Pandemi sempat membuat usaha nyaris tutup. Selama 3 bulan praktis mereka tidak berproduksi.

Namun ibarat pepatah, tiada perjuangan tanpa batu sandungan. Tiada masalah tanpa adanya solusi. Ditengah kelesuan usaha itu, Nopan dan Cucu tidak tinggal diam. Nopan malah rajin bertandang ke komunitas para pembudidaya jamur. Dan, dari silaturahmi ini Solusi datang.

Dari komunitas ini diperoleh informasi, permintaan jamur tiram naik saat pandemi. Nopan pun mulai meningkatkan produksi budidaya jamur tiram. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun