Teman ini sebelumnya telah memperoleh pelatihan wirausaha dari dinas tersebut. Kebetulan dalam waktu dekat para alumni pelatihan wirausaha binaan Disnakertrans akan mengadakan pertemuan rutin untuk membicarakan perkembangan usaha masing -- masing alumni.
Berbekal informasi ini, Nopan Purwadi dan Cucu Supriatin dengan mengendarai sepeda motor mendatangi pertemuan itu. Tanpa canggung dan percaya diri mereka nimbrung pada pertemuan itu.
Tester kripik jamur dibagikan dan dicoba pertama kali oleh Nirmala Pusvita Sari, Kepala Seksi Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Disnakertrans, Kabupaten Purwakarta. Bersama teman-temannya mereka ikut mencicipi kripik jamur buatan mereka.
"Saya terkesan dengan semangat Pak Nopan dan Ibu Cucu untuk mengenalkan kripik jamur ini kepada kami", tutur Nirmala. Dia pun menganjurkan pada pasangan ini untuk membuat proposal tentang usahanya tersebut. Nirmala menceritakan, sebanyak tiga kali dirinya meminta agar pak Nopan memperbaiki proposal tersebut. Pak Nopan dengan telaten dan sabar berupaya melakukan perbaikan sesuai yang disarankan agar proposal tesebut dapat disetujui oleh Dinas.
Tim Verifikasi Dinas telah berpengalaman untuk menyeleksi calon penerima bantuan program Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri Melalui Pola Pendampingan sehingga tidak butuh waktu lama mereka memutuskan untuk memberikan salah satu bantuan dari Kementerian Ketenagakerjaan  untuk Pak Nopan dengan harapan usaha mereka semakin bekembang.
Pada Tahun 2018 Pak Nopan bersama 18 orang lainnya mendapatkan pelatihan dari Disnakertrans, Kabupaten Purwakarta. Saat itu Direktorat Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Â Kementerian Ketenagakerjaan mengucurkan beberapa paket program Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri Melalui Pola Pendampingan berupa pelatihan dan bantuan sarana usaha bagi wirausaha baru. Â Â Â
 Menurut Ketua      Kelompok Substan si Tenaga Kerja Mandiri Widi Wijanarko, program ini diberikan oleh Kementerian Ketenagakerjaan sebagai solusi untuk masyarakat yang ingin berwirausaha diantaranya program Tenaga Kerja Mandiri (TKM) dimana program ini bertujuan menciptakan lapangan kerja dan membuka peluang usaha bagi masyarakat.
Widi mengemukakan, program ini diberikan kepada kelompok usaha ultra mikro dan mikro dan pelaksanaannya disesuaikan dengan potensi daerah agar memacu kreativitas masyarakat setempat demi memperbanyak kesempatan kerja. Alhasil, program ini sangat membantu, termasuk saat masa pandemi.
Pelatihan yang dilaksanakan selama 3 hari pada saat itu lebih mengedepankan tentang cara membuat kemasan produk yang baik, menarik dan layak jual, bagaimana menciptakan branding, teknik produksi makanan yang hygenis, manajemen pemasaran serta manajemen keuangan.
Selain itu juga diberikan motivasi berwiraswasta dan dinamika kelompok, Para peserta pelatihan wirausaha ini diberikan motivasi untuk menjadi pekerja mandiri, berkarya dan sejahtera. Tujuannya,para tenaga kerja mandiri (TKM) ini selain bisa mendapatkan penghasilan untuk keluarga juga bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi orang lain.