Mohon tunggu...
ERVINA PUJI
ERVINA PUJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

be yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masalah Kenakalan Remaja di Kampung Babakan Loa sebagai Tanda Pemerosotan Moral

25 Desember 2022   10:42 Diperbarui: 25 Desember 2022   10:42 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kartono menjelaskan bahwa pergaulan bebas merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, akibatnya mengembangkan perilaku menyimpang. Dan pergaulan bebas menurut Santrock adalah kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial sehingga terjadi tindakan kriminal. Menurut agama Islam, pergaulan bebas adalah sebuah tindakan yang dapat merusak akhlak pada diri seseorang. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa pergaulan bebas adalah sebuah perilaku individu atau kelompok dalam masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga dengan itu dapat merusak lingkungan di mana peristiwa itu terjadi.

Pergaulan bebas mempunyai beberapa jenis dianataranya: 

Merokok   dan penyalahgunaan narkoba  

Seks bebas  

Tauran dan membuat kerusuhan  

Menghabiskan waktub dengan berkumpul tidak jelas hingga melakukan    hal       yang membahayakan.   

Bergabung dalam dunia malam

Beberapa dampak yang dapat terlihat dari pergaulan bebas diantaranya:  

Seks bebas  

Ketergantungan pada obatobatan terlarang   

Gangguan kesehatan   

Kriminalitas  

Hubungan tidak baik dengan keluarga   

Prestasi menurun   

Pola hidup tidak sehat 

Metode yang diambil dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara guna mendapatkan informasi untuk hasil penelitian.  Hasil penelitian ini mengarahkan beberapa kenakalan remaja yaitu yaitu kondisi keluarga yang menjadikan subjek seorang remaja yang mendapat perhatian dari orang tuanya, status sosial ekonomi menjadi penyebab kenakalan subjek, teman bermain juga berpengaruh terhadap kenakalan remaja, serta terhadap modus kenakalan subjek pada saat itu dan setelah melakukan kenakalan remaja merupakan suatu kepuasan dan kebanggaan baginya.

1. Pengertian Kenakalan Remaja  

Pergaulan bebas terdiri dari kata pergaulan dan bebas. Pergaulan berarti tentang proses bergaul, sedangkan bebas berarti tidak terikat oleh aturan. Pergaulan bebas dapat merusak nilai-nilai ke dalam tatanan masyarakat. Kartono menjelaskan bahwa pergaulan bebas merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, akibatnya mengembangkan     perilaku menyimpang.

Sedangkan pergaulan bebas menurut Santrock adalah kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial sehingga terjadi tindakan kriminal. Menurut agama Islam, pergaulan bebas adalah sebuah tindakan yang dapat merusak akhlak pada diri seseorang. Maka bisa disimpulkan bahwa pergaulan bebas adalah sebuah perilaku individu atau kelompok dalam masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga dengan itu dapat merusak lingkungan di mana peristiwa itu terjadi.

Masa remaja disebut dengan masa transisi. Pada masa transisi ini, dimungkinkan untuk memprovokasi masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu.  Salah satu masalah sosial yang sering muncul di masyarakat saat ini adalah perilaku menyimpang remaja , yang biasa disebut dengan kenakalan remaja. Menurut Warsito,”kenakalam remaja merupakan suatu pelanggaran batas-batas konsep nilai dan normanorma kewajaran yang berlaku dalam masayrakat, yang berarti dapat menyimpang, bertentangan, bahkan merusak norma-norma”.

Saat ini, kita sering melihat berita di televisi dan di surat kabar , banyak remaja yang melakukan kenakalan remaja seperti tawuran, aborsi, miras, pemerkosaan, narkoba dan bentuk kenakalan lainnya. Kenakalan remaja seperti penggunaan narkoba dipidana dengan masa pidana penjara sesuai Pasal 116 UU No. 35 Tahun 2009.

Inspektur Jenderal Kapolda Metro Jaya Putut Bayu Ajiseno mengatakan, pada tahun 2012 telah terjadi peningkatan anak sebanyak 11 kasus atau 36,66%. Jumlah kasus kenakalan remaja yang terjadi pada tahun 2012 mencapai 41 kasus, sedangkan pada tahun 2011 hanya terdapat 30 kasus. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional melaporkan bahwa 2,4 juta kasus aborsi, 700.000 hingga 800 pelakunya adalah remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional dan Universitas Indonesia juga menemukan bahwa jumlah pengguna narkoba adalah 1,5% dari penduduk muda Indonesia mencapai 30% dari total penduduk Indonesia atau 3,2 orang. Berdasarkan data kasus mahasiswa tahun 2012 di wilayah hukum Polda Metro terjadi puluhan tawuran mahasiswa yang mengakibatkan korban luka dan meninggal dunia. 

Kenakalan remaja mencakup semua perilaku yang menyimpang dari norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku seperti itu akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Pakar pendidikan sepakat bahwa usia remaja adalah antara 13 sampai 18 tahun. Pada usia ini, seseorang sudah melewati masa kanak-kanak, tetapi belum cukup untuk dianggap sebagai dewasa. Macam-macam kenakalan yang sering terjadi pada remaja diantaranya adalah:

Merokok dan penyalahgunaan narkoba  

Seks bebas  

Tauran             dan      membuat kerusuhan  

Menghabiskan waktub dengan berkumpul tidak jelas hingga melakukan hal yang membahayakan.   

Bergabung      dalam dunia malam

2. Faktor Penyebab Kenakalan Remaja 

Seiring adanya perkembangan zaman sudah melebihi batas yang sewajarnya. 

Banyak anak di bawah umur yang tahu tentang merokok, narkoba, bebas dan terlibat dalam banyak tindakan lainnya. Semua itu bisa terjadi karena faktor kenakalan remaja berikut ini:

Kurangnya rasa kasih sayang dari orang tua. 

Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya

Pergaulan dengan teman yang kurang baik.

Perkembangan teknologi yang disalahgunakan.

Tidak ada bimbingan dari orang tua maupun sekolah.

Kurangnya dasar dan pemahaman agama.

Tidak adanya media untuk menyalurkan bakat dan hobinya. 

Kebebasan secara berlibahan tanpa tau batas. 

Tidak mau mengungkapkan masalah, sehingga ditumpahkan pada kenakalan.

Penyebab lain kenakalan remaja disebabkan oleh faktor yang berasal dari diri remaja itu sendiri juga maupun oleh faktor luar. 

Faktor Internal:

Krisis Identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada remaja memungkinkan bentukbentuk integrasi. Pertama, pembentukan rasa koherensi dalam diri seseorang. Kedua, realisasi identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja tidak mencapai masa integrasi kedua. 

 

Kontrol Diri yang Lemah 

Kontrol diri sangatlah penting bagi siapapun, dengan mengontrol diri sendiri sedikit terhindar dari banyaknya permasalahan.

Kebanyakan remaja kurang bisa dalam mengontrol dirinya. Lebih suka mengikuti hawa nafsu liarnya dibandingkan dengan mengikuti aturan-aturan yang ada dan sudah ditetapkan. Remaja yang tidak bisa belajar dan membedakan antara perilaku yang dapat diterima dan perilaku yang tidak dapat diterima akan tertarik pada perilaku buruk. Demikian juga bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan antara kedua perilaku tersebut, tetapi tidak dapat mengembangkan kesadaran diri untuk berperilaku sesuai dengan ilmunya. 

Faktor Eksternal:

1. Keluarga

Perceraian orang tua, kurangnya komunikasi antara anggota keluarga, atau konflik antar anggota keluarga dapat memicu perilaku negatif anak.  Bahkan pola asuh yang buruk dalam keluarga, seperti terlalu banyak anak, tidak memberikan pendidikan agama atau menolak anak, dapat menjadi penyebab kenakalan remaja.  2. Teman sebaya yang kurang baik Teman sebaya atau seangkatan yang kurang baik memicu terjadinya kenakalan. Dalam penelitian yang dilakukan, seorang anak yang awalnya penurut dan baik setelah masuk ke jenjang sekolah menengah atas dan selalu berkumpul dengan teman-teman sebaya yang kurang baik ternyata lama kelamaan anak yang dikatakan baik akan terbawa secara perlahan-lahan terhadap gaya anak yang kurang baik.

3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan setiap orang. Kenakalan yang terjadi di Kp. Babakan Loa terjadi karena lingkungannya kurang baik dan menjadi tempat bagi sekumpulan orang-orang untuk berkumpul.

Banyak perkumpulan orang-orang dari daerah lain berkumpul dan bertitik pusat di Kp. Babakan Loa, dan membawa dampak negatip bagi lingukangan itu sendiri. tidak menutup kemungkinan anak-anak yang awalnya baik dan ikut-ikutan dalam perkumpulan itu maka akan menjadi terbawa dengan gaya dari orang tersebut. 

Interaksi antara orang tua dan anak terdiri dari cara orang tua mengasuh, mengasuh, mendidik, membimbing, melatih, mendampingi dan anak agar anak tumbuh dengan baik sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tonggak tertentu yang mengarahkan anak untuk siap dalam kehidupan sosial. Anak mulai dapat menerima dunia dari kedua orang tuanya atau dari saat berayun, berdiri, berjalan, Orang tualah yang bertanggung jawab dan merupakan tempat pendidikan dasar dan pendidikan pertama yang diterima anak melalui interaksi antara orang tua dan anak sehari-hari dan dengan gaya pengasuhan diterapkan oleh orang tua maka karakter anak akan terbentuk.

Dalam hal ini, untuk potensi psikomotorik dan afektif, selain itu orang tua harus merawat tubuh dengan dimulai dengan makanan dan kehidupan yang layak. Oleh karena itu, orang tua berperan penting dalam membentuk karakter dan perilaku anak. Pola asuh yang diterima anak dari orang tuanya ketika masih kecil akan mempengaruhi perilaku anak sejak remaja hingga dewasa.  Berdasarkan hasil penelitian di Kampung Babakan Loa, ada beberapa kenakalan yang dilakukan oleh ramaja di lingkungannya. Kenakalankenakalan itu antara lain bolos sekolah, mabuk-mabukan, mengonsumsi obat terlarang, melakukan seks bebas, membuat keonaran, hingga melakukan judi. 

Willis (2012: 93) mengungkapkan bahwa kenakalan remaja itu disebabkan oleh empat faktor yaitu: aktor-faktor di dalam diri anak itu sendiri, faktor-faktor di rumah tangga itu sendiri, faktor-faktor di masyarakat, dan faktor-faktor yang berasal dari sekolah. Adapun rinciannya diuraikan sebagai berikut: 

a. Faktor-faktor di dalam diri anak itu sendiri 

Predisposing 

Faktor predisposisi adalah faktor yang memberikan kecenderungan pada perilaku remaja. Faktor-faktor ini dibawa sejak lahir, atau dari saat bayi lahir, yang disebut cedera lahir, yaitu cedera kepala saat bayi dikeluarkan dari perut ibu. Faktor predisposisi lain adalah gangguan kejiwaan seperti skizofrenia, penyakit ini dipengaruhi oleh keluarga atau lingkungan yang penuh tekanan. 

Lemahnya Pertahanan Diri 

Faktor yang berada dalam diri untuk mengontrol dan mempertahankan diri terhadap pengaruh-pengaruh negative yang ditimbulkan dari lingkungan. 

b. Faktor-faktor di rumah tangga 

Anak kurang mendapatkan kasih sayang ataupun perhatian orang tuanya.Karena kurang mendapat kasih sayang dan perhatian orang tua, maka hal yang amat dibutuhkannya itu terpaksa mereka cari di luar rumah, seperti di dalam kelompok kawankawannya.

Lemahnya keadaan ekonomi orang tua di desa-desa, yang telah menyebabkan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan anakanaknya. Terutama pada masa remaja yang penuh dengan keinginan,- keinginan dan cita-cita. Para remaja yang sering menginginkan berbagai mode pakaian, kendaraan, hiburan dan sebagainya. Keinginan-keinginan tersebut disebabkan oleh majunya industri dan teknologi yang hasilnya telah meluas sampai ke desa-desa yang dulunya tertutup atau dalam artian belum lancarnya transportasi dan komunikasi, hingga menyebabkan meningkatnya kebutuhan rakyat desa. Maka, sekarang desa sudah diwarnai oleh kehidupan materialis pengaruh kebudayaan Barat. 

Kehidupan keluarga yang tidak harmonis. Sebuah keluarga dikatakan harmonis jika struktur keluarga itu utuh dan interaksi diantara anggota keluarga berjalan dengan baik dan lancar, artinya hubungan psikologis diantara mereka cukup dirasa memuaskan oleh setiap anggota keluarga. 

c. Faktor-faktor di masyarakat

Kurangnya implementasi ajaran yang konsisten di masyarakat juga dapat menjadi penyebab remaja, terutama di lingkungan komunitas di mana sangat sedikit implementasi ajaran agama yang mereka tuju mengikuti.. 

Pengaruh standar baru dari luar Sebagian besar menganggap bahwa setiap standar yang datang dari luar memiliki pengaruh yang baik. Misalnya melalui televisi, film, interaksi dengan model pakaian, dll.

Anak muda jaman sekarang mengikuti dengan cepat norma-norma Barat, dengan pergaulan bebas. 

d. Faktor-faktor yang berasal dari sekolah 

Faktor Guru 

Dedikasi guru adalah titik terkuat dalam mengajar. Seorang guru yang berbakti berarti seorang guru yang tulus dalam dirinya apabila menemui kesulitan guru yang baik akan mencari jalan kelauarnya bukannya mengeluh, berbeda halnya dengan guru yang tidak punya kontribusi. Dia melayani karena dia harus, dia di bawah tekanan karena dia tidak punya pekerjaan lain untuk dilakukan. 

Faktor Fasilitas Pendidikan  Kurangnya fasilitas sekolah menyebabkan murid tidak bisa menyalurkan bakatnya. Misalnya lapangan basket tidak ada , oleh karena itu anak-anak yang tidak mampu menyalurkan bakatnya melalui bola basket mungkin akan berusaha menyalurkan diri dalam kegiatan negatif. 

Kekurangan Guru 

Apabila sebuah sekolah kekurangan guru, maka akan terjadi kemungkinan penggabungan kelas-kelas oleh seorang tenaga guru, guru mengajar tidak sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki dan menyebabkan kelas yang tidak nyaman dan membuat siswa berontak. 

  • Dampak Kenakalan Remaja
  • Menghancurkan masa depan
  • Jika perilaku tidak terpuji dilakukan secara terus menerus maka akan menjadi kebiasaan, jika sudah menjadi kebiasaan maka seseorang yang melakukannya tidak akan merasa bersalah dan akan terus melakukan hal tersebut hingga akan merusak masa depannya.
  • Mendapatkan labelling dari masyarakat sekitar
  • Remaja yang melakukan hal yang tidak terpuji sudah pasti mendapatkan labelling dari masyarakat sekitar, terlebih orang tua yang sering mencap anak remaja yang melakukan hal tidak baik sebagai anak yang nakal. Labelling ini membawa pengaruh terhadap perilaku anak remaja yang merasa bahwa mereka bebas melakukan apapun karena sudah terlanjur tercap tidak baik. Labelling ini juga mempermudah masyarakat lain untuk ikut mencap jelek para remaja tersebut.
  • Menjadi bibit kriminalitas
  • Kenakalan remaja merupakan awal dari bibit kriminalitas, karena kriminalitas dapat dilakukan dimulai dari hal terkecil. Jika sudah berani melakukan kenakalan dan tidak ada pencegahan maka lama kelamaan akan berani juga melakukan kriminalitas.
  • Orang tua harus ikut menanggung dampak dari kenakalan remaja
  • Bukan hanya orang yang melakukannya saja, tetapi orang tuapun akan ikut terkena dampak dari apa yang telah dilakukan oleh anaknya. Dampaknya ini bisa saja menanggung rasa malu atau menanggung kerusakan yang diakibatkan oleh perbuatan anaknya.
  • Daerah tempat tinggalnya akan ikut terkena dampaknya
  • Selain diri sendiri dan orang tua, daerah tempat tinggalnya pun akan ikut terkena dampaknya, yakni akan tercap sebagai daerah yang kurang baik karena sering terjadi kenakalan remaja.

  • Pencegahan Kenakalan Remaja 
  • Menanamkan nilai yang baik sejak dini
  • Perlunya penanaman nilai-nilai baik sedini mungkin merupakan salah satu upaya pencegahan terjadinya kenakalan dimasa remaja, karena jika sudah terbiasa melakukan perilaku baik maka senantiasa akan terus ingin melakukan perilaku baik sehingga dapat menghindari perilaku tidak terpuji.
  • Memberitahu konsekuensi
  • Setiap perbuatan akan ada konsekuensi yang didapatkan, begitupula dengan tindakan kenakalan remaja yang akan mendapatkan konsekuensi. Jika dengan memberitahu konsekuensi akan menimbulkan rasa takut, maka kenakalan remaja akan dapat dicegah.
  • Jaga Komunikasi dan Tetap Terbuka
  • Ketika terjalin komunikasi yang baik antara anak dan orang tua maka meminimalisir juga terjadinya kenakalan remaja, sebab salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja adalah karena kurangnya komunikasi dengan orang yang menyebabkan mereka sulit untuk terbuka dan merasa kurang diperhatikan atau kurang kasih sayang.
  • Mendorong anak supaya melakukan hal posittif
  • Melakukan hal positif harus didasarkan dari diri sendiri dan harus dilakukan dengan contohnya. Sebelum menyuru orang lain berprilaku positif, harus diri kita terlebih dahulu melakukannya. Anak akan melihat contoh prilaku dari orang tuanya atau orang yang lebih dewasa, orang tuanya harus melakukan tindakan positif dan baik agar anaknya ikut melakukan hal positif tersebut.

Di Kampung Babakan Loa sendiri faktor yang paling dominan dari penyebab kenakalan remaja yaitu faktor dalam diri remaja, faktor yang berasal dari lingkungan masyarakat, dan faktor teman di sekolah. Faktor dalam diri remaja itu sendiri antara lain lemahnya pertahanan diri pada remaja. Pertahanan diri yang lemah adalah faktor yang ada untuk mengontrol dan bertahan dari pengaruh negatif di lingkungan.  Jika ada pengaruh negatif dalam bentuk seperti pecandu narkoba, alkohol, merokok, remaja seringkali tidak dapat menghindari dan terpengaruh oleh hal tersebut. 

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden penelitian, remaja tidak minum sendirian, melainkan bersama teman sebaya atau teman bermain.  Remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman dibandingkan dengan keluarga di rumah. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara yang menyatakan bahwa mereka hampir setiap malam keluar rumah, berkumpul dengan temannya, dan pulang sudah larut malam. Berbagai dampak telah dirasakan oleh para remaja tersebut, termasuk mereka sudah menyadari bahwa nilai-nilai sosial yang ada pada diri mereka telah pudar. Nilai-nilai sosial yang perlu ditanamkan dalam  bermasyarakat juga sudah tidak ada. 

Remaja masa kini mengalami tekanan yang mereka alami, melalui perkembangan fisiologis, ditambah dengan kondisi lingkungan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal ini dapat menyebabkan munculnya masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian atau perilaku yang mengarah pada suatu bentuk perilaku menyimpang yang disebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja biasanya terjadi karena tekanan dari lingkungan dan orang tua yang menginginkan anak untuk memainkan peran orang dewasa, walaupun masih remaja, secara psikologis anak belum mampu menghadapinya. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan diri pada remaja menyebabkan mereka mengambil risiko melakukan kenakalan remaja. 

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kampung Babakan Loa, Tasikmalaya, kenakalan remaja yang paling banyak dilakukan adalah menongkrong hingga larut malam, mabuk-mabukan, mengonsumsi obatobatan terlarang, hingga melakukan seks bebas. Faktor yang paling utama dari terjadinya kenakalan remaja ini adalah pola asuh orang tua dan lingkungan.

Daftar pustaka 

Fatimah, S., & Umuri, M. T. (2014). Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja di desa kemadang kecamatan tanjungsari kabupaten gunungkidul. Jurnal Citizenship, 4(1), 87-95.

Hikmatul Jannah, M., & Saparwati, M. (2021). HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KENAKALAN REMAJA (Doctoral dissertation, Universitas Ngudi Waluyo). 

Lestari, E. G., Humaedi, S., Santoso, M. B., & Hasanah, D. (2017). Peran keluarga dalam  menanggulangi kenakalan remaja. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 4(2).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun