Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Koran Kenangan

27 November 2022   20:30 Diperbarui: 27 November 2022   20:52 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pukul 8 pagi kami menuju terminal bus.

Aku senang tiba di sana. Bus luar kota berderet panjang. Ayah menunjuk bus yang akan dinaiki, dan aku dituntunnya cepat.  

Aku takjub di antara muka sisi kanan dan kiri bus ini ada serupa wayang yang dipasang, sepertinya Arjuna dan Bima, kata ayah.

Aku tertawa senang. Lalu naik, dan duduk di deretan kursi penumpang baris kedua sebelah kanan untuk tiga orang, persis di belakang sopir.

Bus pun melaju dengan penumpang padat. Saat itu ayah ada di tengah, dan aku duduk di sebelah kanan demi melihat pemandangan ketika bus jalan.

Di sebelah ayah seorang ibu yang sudah tua, sendiri. Ayah sesekali berbincang dengannya. Bus sudah melaju selama kurang lebih lima jam perjalanan.

Dan, aku hanya duduk, mengantuk, tidur, lalu bangun lagi untuk menengok ke jendela bus, atau meminta minum pada ayah.

Tapi tiba-tiba.

Di tikungan jalan, sebelum jembatan. Kanan kirinya sawah terhampar. Bus dan truk saling adu badan. Aku hanya merasakan benturan keras, dan kaca bus yang berhamburan menerpa penumpang termasuk wajahku.

Kemudian semuanya menjadi gelap.

Aku siuman terbaring di sisi sawah. Baju yang kukenakan bersimbah darah. Aku melihat ayah sedang menantiku sembari kulihat tangan kiri ayah seperti ia gendong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun