Burung rawa itu selalu bersenandung dihening pagi dari tepi danau
Gadis itu pun terbangun dan tersenyum
Dari jendela kaca ia lhat burung rawa itu mengepakkan sayap
Tanda menyapa selamat pagi untuknya
Kini burung rawa itu pergi entah kemana
Tiada lagi senandung merdu khasnya memecah keheningan pagi
Karena berganti deru mesin perahu yang datang mengunjungi gadis ini setiap pagi
Dari seorang lelaki yang telah menjadi kekasih gadis ini
Hari berganti bulan, dan tahun
Pasangan kekasih ini dibelai manja desir angin yang datang dari dua musim
Tiada pernah masuk angin
Apalagi sampai dikerik di bagian punggung yang kadang orang lain inginkan
Keduanya tidak ingin ada yang memisahkan
Namun harapan selalu tdak sesuai dengan kenyataan
Sang lelaki mendadak ingin pergi untuk suatu urusan
Gadis ini pun pasrah tidak mampu menahan
Mereka lalu mengikatkan diri dengan berikrar
Sang lelaki berjanji
Sang gadis setia menanti
Tanggal 1 januari akan bertemu kembali
Naas sampai tanggal yang ditentukan
Tiada seorang pun yang datang
Sementara samar-samar
Bunyi terompet dan petasan terdengar dari kejauhan
Padahal gadis ini sudah memoles diri sepanjang hari di tanggal 31 Desember itu
Ia telah menunggu termangu
Hingga tertidur semalaman di pondok tepi danau
Ditemani suara jangkrik yang bernada parau
Pagi itu ia terbangun
Oleh burung rawa yang bersenandung pilu
Tanggal 1 Januari
Janji lelaki tidak terealisasi
Gadis ini hanya menatap sendu pada burung rawa yang datang kembali karena rindu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H