Tiga hari kemudian, usai liputan berita lain yang tidak ada kaitannya dengan kasus dugaan korupsi itu, Nastiti berjumpa dengan Bimo. Mereka basa basi sebentar, lalu Bimo meminta kepastian dari Nastiti tentang nama pemimpin redaksi, dan foto yang ia pegang.
"Nas, seperti yang aku janjikan tempo hari. Aku membawa foto ini,"kata Bimo menunjukkan foto itu, dan Nastiti membenarkan.
"Iya betul. Ini pemred saya. Kok namanya seperti bukan aslinya."
"Memang begitu. Ia pakai nama samaran di sini. Nama penanya dia. Nama aslinya ini. Dan, ini satu lagi foto yang aku punya. Mirip ya?"
"Ini siapa??tanya Nasiti memperhatikan dalam, foto yang memiliki kesamaan wajah.
"Ini sepupunya, kata sumber yang bisa dipercaya, ia adik dari pemimpin perusahaan media kamu."
"O pantas. Mereka rupaya satu keluarga. Lalu apa hubungannya dengan kasus kemarin?"
"Pejabat yang kemarin diduga melakukan korupsi yang ramai diberitakan adalah .. ."
"Orang yang mendanai media ini,"sergah Nastiti cepat.
"Bukan. Pejabat itu cuma relasi saja supaya media kamu bisa memberitakan soal-soal positif tentang dirinya."
"Pasti tidak gratis, Kan?"