Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sembunyi-sembunyi

11 September 2022   09:01 Diperbarui: 12 September 2022   17:16 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau begitu ia tetap bertahan untuk menjaga kelangsungan perkawinannya ini. Tidak ada alasan untuk terlalu memikirkan suami yang kerja, dan berprasangka buruk. Nyonya selalu mendoakan demi anak-anak juga.

Makanya semua dijalani sebagaimana kata hati. Kadang hati kecilnya sempat berbisik, pak Min bujangan, dan tidak terlalu tua, dan sebaya pula dengan dirinya. Di saat sepi seperti sekarang ini mungkin saja pak Min bisa disiasati.

Tapi tidak. Ia tidak  akan mengkhianati suaminya. Perasaannya akan dihantui rasa bersalah kelak bila hal demikian dilakukan.  Lagi pula pak Min hanya suka dengan burung-burung. Tingkahnya kepada mbak Yum untuk mendustaiku semata.

"Aku tahu, pak Min diam-diam telah lama jadi burung piaraan suamiku."

***

Tengah malam datang merambat pelan. Suara burung tidak lagi berkicau. Gerimis mulai menyirami pemukiman. Suara percikan air terdengar dari genteng, dan talang memecah kesunyian. Pak Min sudah mendengkur. Nyonya sedang memainkan gawainya. 

Tidak lama mbak Yum menyelinap masuk. Nyonya menyambut pelukannya tanpa ragu. Mereka bertukar informasi, dan saling menghangatkan diri.

Di luar hujan semakin deras. Diiringi bunyi, dan nyala petir yang saling bersahutan. Sementara di kamar terdengar suara rintih tertahan dari keduanya. Secara diam-diam gerakan saling sembunyi dilakukan di antara mereka  di rumah itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun