Perempuan panitia ini tidak lagi meneruskan kata-katanya. Ia menganggap Kimy sedang berhalusinasi yang kerap ditemui olehnya para pencinta seni, khususnya lukisan, kadang mengalami situasi ini.
Atau ia juga tidak mau terbawa emosi oleh karya seni yang dipamerkan. Baginya, ia akan tetap peroleh prosentasi dari setiap penjualan lukisan di pameran ini. Perempuan yang dimaksud Kimy tidak satu pun ada yang datang kecuali dirinya hingga waktu pameran ini ditutup.
Perempuan itu hanya berkata-kata di hatinya saja, seraya meminta Kimy menandatangani dokumen pembelian lukisan tersebut. Kimy senang, dan ia pun pamit pulang untuk beberapa hari ia akan tunggu lukisan itu berada di kediamannya.
***
Jam sudah menunjuk pada angka 8.00 malam waktu setempat. Gedung pameranpun ditutup. Petugas, dan panitia sudah meninggalkan tempat. Lampu-lampu kecil yang bersinar temaram menerangi  seadanya lorong-lorong di mana lukisan itu terpajang.
Namun tampak lukisan wajah gadis yang terpajang di sudut lorong itu samar-samar meneteskan air mata. Ia merasa akan jauh dengan kekasihnya seorang pelukis muda yang terpajang tidak jauh dari sisinya. Sebab Kimy telah memisahkan mereka.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H