Begitu bathinnya Zaid. Merdeka bagi dirinya karena sudah tunaikan tugas, dan mengantarkan penumpang itu ke pintu gerbang rumah sakit dengan selamat.
***
Tanggal 17 Agustus, puncak hari kemerdekaan diperingati di RT kediaman Zaid dengan lomba segala macam. Anaknya juga turut merayakan pesta itu dengan ikut lomba makan krupuk, adu cepat jalan dengan sendok yang ada kelerengnya yang dijepit gigi  di mulut, dan lain-lain. Di situ juga ia bertemu dengan suami dari istrinya yang tempo hari di antarnya ke rumah sakit.
"Terima kasih, bang Zaid. Anak, dan istri saya selamat, dan bayi ini namanya Agus Zainudin. Mohon izin nama abang di kenakan untuk kenang-kenangan,"bisiknya hangat.
Zaid tak bisa menimpali ucapan itu meski bisa dijawabnya dengan canda. Tapi baginya ini urusan nama yang juga doa dari orang tua. Sebagaimana nama dirinya Zaid Zainudin yang diberikan oleh kedua orang tuanya itu. Sebuah nama adalah doa.
Doa itu juga yang membuatnya bisa SEDIKIT berguna bagi bangsa, negara, dan agama sesuai cita-citanya  ketika masih di sekolah dasar dulu.
DIRGAHAYU 77 TAHUN INDONESIA MERDEKA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H