Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tas Sekolah yang Dijanjikan Ayah Nay

23 Juni 2022   04:13 Diperbarui: 23 Juni 2022   05:05 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kecil aku dan Nay bersahabat. Meski ketika masa TK, Nay tidak bersamaku. Ia tidak ikut kelas play grup maupun TK di masa itu. Kata bunda, dulu itu kehidupan keluarga Nay sangat prihatin.

Jadi ia sering dibawa oleh ibunya keliling menjual kue dari rumah ke rumah. Sebab itu Nay tidak mengikuti kelas tersebut.

Namun begitu, Nay sangat dekat denganku karena kediaman orang tua Nay, dan aku tidak terlalu jauh, meski beda RT.

Kedekatanku dan Nay kemudian menjadi seperti saudara saat di bangku sekolah dasar. Waktu kelas satu, Nay rangking satu, dan aku nomor dua. Sampai kelas tiga begitu berturut-turut.

Nay sangat aktif, dan disukai oleh teman-teman. Ia cerdas, pintar, dan pandai menari tarian daerah yang diajarkan di sekolah.

Guru-guru juga sangat senang dengannya. Selain periang, Nay juga ringan tangan untuk membantu sesama teman. Ia tidak pilih-pilih teman.

Namun kadang ada juga teman lelaki yang sering mengejeknya. Sebagai anak tukang kue, atau anak tukang ojek.

Tapi Nay tidak menanggapinya dengan marah, atau murung mendengarnya. Ia hanya bilang pada mereka, yang penting orang tuaku sayang, dan mereka bekerja halal.

Hingga di kelas empat, saat baru satu bulan mengikuti pelajaran di sekolah. Tiba-tiba Nay dipanggil oleh kepala sekolah.

Ibu kepala sekolah hanya berdiri saja di pintu kelas, dan memanggilnya pelan sembari mengayunkan tangan ke arah Nay. Guru yang sedang menulis di papan tulis pun menghentikan gerakannya sebentar.

Aku hanya melihat saja. Dan bilang pada Nay saat itu,"ada apa Nay?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun