Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Tetangga

20 Juni 2022   23:59 Diperbarui: 21 Juni 2022   00:13 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu malam tetanggaku berkunjung. Ia bercerita segala macam, termasuk soal pekerjaan temannya yang sudah sekian tahun jadi pembawa gerobak sampah.

Katanya, mesti dipensiunkan supaya bisa mengubah nasib keluarganya. Ia sedang mengusahakan supaya temannya itu bisa jadi petugas kebersihan di kantor kelurahan.

Temannya itu juga mengeluh padanya, ada orang iseng yang menaruh bangke anak tikus di gerobaknya. Sehingga jadi asal tuduh ke orang lain, yang juga warga di sini.

Tetanggaku bercerita tuntas, dengan ekspresi lepas. Sekali-kali aku tertawa juga mendengarnya.

Tapi kataku kemudian memastikan padanya,"prihatin dengan temanmu itu. Siapa kira-kira orangnya yang sengaja buang bangke di gerobak itu?"

Tetanggaku tidak menjawab. Apalagi menjelaskan. Justru memalingkan wajahnya  ke arah bohlam yang terlihat buram.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun