"Saya setuju, dan mengapresiasi sekali ini,"ucapnya gembira.
Warga pun mau tidak mau menerima usulan yang disampaikan Karim. Pak RT, Koh Acung, Haji Mukti, Salman, juga Salim, menyetujui. Rapat pun akhirnya selesai, dengan tetap melaksanakan susunan acara yang telah dibuat sebelumnya, seperti tahun lalu. Sementara kewajiban RT menyiapkan penghargaan untuk Rahwana.
Usai itu, Zaid bilang, dan bertanya pada Karim," itu penghargaan apa yang bakal diberikan ke tukang pijit, Ndut?"
"Ya terserah pak RT. Saya kan cuma usul, Bang."
Karena masih membereskan kursi bekas rapat di halaman rumah Koh Acung, Zaid bilang pada pak RT yang didengar Koh Acung, dan Karim.
"TE maaf ini, itu penghargaan kira-kira apa bentuknya, piagam, piala atau kado?"Â
Ketiganya berpikir sebentar dengan serius. Tapi pak RT cepat bilang, "karena dia tukang pijit hadiahnya kado saja, gimana seuju?"
Semua setuju, lalu Karim mengira-ngira, dan bertanya," isi kadonya apa?"
"Kasih aja handuk kecil,"timpal Zaid sekenanya. Namun disetujui akhirnya oleh Koh Acung, Karim, dan pak RT sembari tertawa.
Satu hari jelang acara. Semua urusan tuntas dikerjakan, termasuk bungkusan untuk hadiah lomba, dan kado istimewa sebagai penghargaan untuk Rahwana yang secara khusus menerima di tahun ini. Padahal tahun sebelumnya tidak ada hadiah untuk urusan ide, dan kritik segala macam.
Tapi karena sudah jadi keputusan rapat, maka diberikan juga akhirnya. Zaid, dan Karim membantu untuk urusan  bungkus-membungkus kado ini.