Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Remason di Ujung Hidung Bang Zaid

7 Mei 2020   03:54 Diperbarui: 14 Mei 2020   17:07 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Astagfirullah. Lupa gue!"balas Zaid bangkit dari kursi dan segera melangkah keluar menuju kediaman RT, seraya mengingatkan istrinya untuk tidak salah sangka dengan RTnya.

Di rumah RT, setelah Zaid dipersilakan masuk, dan duduk di ruang tamu justru RT tertawa melihat raut panik di wajah Zaid. Zaid jadi mesem-mesem setelah mendengar penjelasan RT yang menunjuk jarinya ke kardus di sisi ruang tamu yang dilihat Zaid.

"Itu punya ente, bang. Dan, ini bawa juga martabak telor kesukaan lo. Lumayan buat buka bareng keluarga,"kata pak RT tertawa.

Zaid juga tertawa akhirnya, dan pamit pulang membawa sembako bantuan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun