"Wah, Alhamdulillah!Sahut Zaid, Salim, Karim, juga Haji Mukti berbarengan.
"Jadi tuntas ya, untuk persoalan dana. Selanjutnya nanti yang punya tugas lain bakal saya hubungi lagi, jelas ya? Kata Haji Mukti, sekaligus mempersilakan Salman untuk cicipi sajian yang ada. Tapi sayang sajian yang ada sudah tandas oleh mereka bertiga ini. Salman cuma menggerutu sendiri tidak senang jatahnya dihabisi.
Namun gerutuan Salman tak dihiraukan. Justru suara saling tuduh kemudian yang keluar dari mulut, Zaid dan Salim. Sementara Haji Mukti memang sedang pilek, dan tengah periksa kembali catatan yang diterimanya dari Salman.
"Lim, ente kentut ye?Tanya Zaid pada Salim.
"Enak aja, abang kali, ah?
"Baunya minta ampun ini. Jangan-jangan Salman?
"Iye bang, die. Coba aja tanya."
"Soalnya dia kan tadi kagak makan. Kagak kebagian. Masuk angin pasti. Salman beneran lu, yang kentut?Kata Zaid lagi minta jawaban.
"Sembarangan lu bang. Bau yang macam gini, kalo gak dari abang ya Karim. Saya sih gitu aja bang!Jawab Salman sengit seraya menoleh ke Haji Mukti sekaligus mengharap dukungannya.
"Bener gak, pak Haji?Tanyanya cepat pada haji Mukti yang tengah sibuk dengan sapu tangannya di hidung.
"Emang soal apa??Sahut pak haji ingin memastikan kembali apa yang ditanyakan Salman.