Mohon tunggu...
Agustina Elda
Agustina Elda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gaya Hidup "Pamer" Ada Negatifnya, Jika...

29 Desember 2017   17:20 Diperbarui: 29 Desember 2017   19:19 2625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LATAR BELAKANG

Layar membuka dunia, yaitu membentangkan segala kemungkinan melihat citra dunia, yang sebelumnya berjarak dan tak terjangkau, tak terpikirkan, tak diketahui, tak terbayangkan, atau tak dibolehkan secara sosial. (Piliang, 2008: 280). Internet dewasa ini bukan lagi hanya sekedar media, namun sudah menjadi gaya hidup bahkan sudah masuk dalam kebutuhan primer manusia. Segala jenis informasi bisa kita dapatkan di internet dengan mudah dan bebas. Bisa dikatakan, internet sudah menjadi dunia kedua bagi setiap manusia. 

Jika dalam dunia nyata seseorang menjadi pekerja kantoran, lain halnya di internet bisa saja dia menjadi seorang pelawak, pemusik, penulis, dan sebagainya, bahkan ada pula yang benar-benar menjadikan internet sebagai ladang mata pencahariannya. Dalam internet sendiri ada banyak layanan situs yang dapat dikunjungi dan digunakan oleh warganet, salah satunya media sosial Instagram. Instagram sendiri merupakan media pada internet yang digunakan warganet sebagai tempat interaksi dengan cara membagikan gambar, video, dan keterangannya. Warganet bisa membagikan setiap momen dalam kehidupannya untuk dilihat oleh pengikutnya (followers), menyukai, dan mengomentari momen lain yang ada di situs tersebut. Saking mudahnya karena dapat diakses lewat ponsel pintar (smartphone), maka informasi apapun akhirnya dengan sangat mudah tersebar melalui Instagram.

Instagram yang semula hanya sebagai album foto, kini sudah menjadi media sosial yang besar dengan berbagai interaksi serta pengguna yang sangat banyak. Saking mudahnya diakses dan digunakan, fitur yang disediakan dalam instagram pun semakin beragam, penggunanya pun semakin hari semakin banyak, maka munculah gaya hidup baru untuk menunjukan apapun di Instagram, baik itu kelebihan, kekurangan, dan sebagainya. Karena adanya kebebasan untuk menunjukan segala hal di Instagram, maka banyak terjadi fenomena pamer yang tidak pantas untuk ditunjukan. Tidak jarang pula fenomena tersebut justru menjadi viral. Saking banyak dan menjadi kebiasaan, timbulah masalah lain yang bermula dari sekedar pamer, berakhir masalah pidana, bahkan gangguan psikologis, dan sebagainya.

ANALISIS

1. Fitur di Instagram dan Gaya Hidup Pamer

Teknologi (layar elektronik) bukan hanya sekedar ekspresi hasrat, tetapi malah memproduksi hasrat, karena kebutuhan dan keperluan tidak berujung pada pemenuhan hasrat justru memproduksi hasrat baru. Layar elektronik adalah mesin hasrat. (Piliang, 2008: 352). Instagram yang semula hanya dapat membagikan foto, kemudian berkembang bisa membagikan video, yang dilengkapi fitur tagar (hashtag) dan fitur menandai teman (tag friend) pada foto. Fitur video pun yang semula hanya 15 detik kemudia bisa membagikan video dengan durasi satu menit, bahkan pengguna Instagram sekarang ini dapat membagikan 10 foto dan video secara langsung dalam satu postingan. Kemudian berkembang lagi dengan adanya fitur eksplor yang disusun berdasarkan konten yang dilike oleh follower dan following kita. Tidak sampai di situ, fitur eksplor berkembang lagi berdasarkan konten yang paling banyak disukai, ditonton, dan dikomentari. 

Sekitar satu tahun terakhir, Instagram memperkenalkan fitur Insta-Story, di mana fitur tersebut didahului oleh aplikasi Snapchat. Dalam fitur tersebut, pengguna dapat membagikan video dan foto kegiatan yang saat itu sedang dilakukan. Insta-Story memberikan durasi 24 jam setiap postingan, untuk kemudian hilang. Namun sekarang, lagi-lagi Instagram mengembangkan fitur Insta-Storynya dengan menambahkan fitur highlightuntuk kemudian menyimpan storylebih dari 24 jam, dan akan terpampang di profil pengguna. Fitur Insta-Story sekarang ini merupakan fitur di Instagram yang paling populer digunakan. 

Dalam Insta-Story sendiri, terdapat fitur filter, voteatau polling, tagar, dan tandai teman. Konten yang dibagikan di Insta-Story bermacam-macam, mulai dari kegiatan yang sedang dilakukan pengguna, foto-foto lawas, hingga beriklan. Instagram pun semakin gencar mengembangkan fitur Insta-Storynya. Tidak sedikit aksi pamer juga dilakukan di Insta-Story.

Selain fitur Insta-Story, fitur dasar Instagram, yakni fitur berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna mendapatkan likesdan komentar juga tetap menjadi fitur favorit pengguna instagram. Sekitar satu hingga dua tahun kebelakang ini, Instagram memberikan fitur "mematikan kolom komentar", di mana pengguna dapat menon-aktifkan kolom komentar pada konten yang mereka bagikan. 

Banyaknya khasus bullying,komentar tidak pantas, hoax,dan iklan-iklan online shop yang dinilai spamakhirnya dimunculkanlah fitur ini oleh Instagram. Adanya fitur ini dinilai justru pengguna akhirnya semakin bebas dan gencar dalam menjalankan aksi pamernya, apalagi dilengkapi tagar seperti "bahagia hak gue" atau "hatters gonna hate", dan semacamnya. Salah satu aksi pamer yang kami nilai terlampau berlebihan adalah postingan salah dua dari artis muda di Indonesia di bawah.

Foto di atas merupakan foto dari pasangan artis Randy Martin dan Cassandra Lee. Keduanya memiliki umur berbeda tiga tahun. Cassandra Lee diketahui memiliki umur 16 tahun, sementara Randy Martin berumur 19 tahun. Pasangan ini memang terkenal sering pamer kemesraannya melalui Instagram. Baru-baru ini, dua sejoli ini merayakan hari jadi mereka yang kedua tahun. Tampak dalam foto tersebut mereka mengadakan makan malam romantis yang mewah sambil berpegangan tangan. Dalam keterangan foto, Randy tampak membubuhkan tagar pendukung foto.

Foto ini mendapatkan 100.000 lebih likes dan komentar sebanyak 600 lebih. Tidak semua komentarnya positif, ada juga beberapa warganet yang berkomentar negatif. Lagi, disamping konten yang disampaikan memiliki maksud yang disengaja maupun tidak, adanya perasaan bangga ketika pengguna mendapatkan penghargaan dari warganet berupa likesdan komentar. Dalam hal ini, Randy Martin mendapatkan perhatian cukup tinggi dari warganet dilihat dari jumlah komentar dan likesnya. Romantis dan mewah mendominasi konten tersebut sehingga menarik warganet untuk memberikan perhatiannya terhadap kedua pasangan ini.

2. Instagram VS Kenyataan

dokpri
dokpri
Foto di atas merupakan salah satu contoh profil yang ada di Instagram. Akun ini menjadi viral karena yang bersangkutan sering memposting foto dengan memberi keterangan foto (caption) yang cukup membuat orang terbelalak karena terkesan sombong. Yang bersangkutan, sebut saja "D", sering memamerkan seakan dirinya seakan adalah seorang yang kaya, didukung dengan captionyang bisa dikatakan tidak terlalu relevan dengan foto yang disajikan dan terlalu hiperbolis. Seperti contohya pada foto terdapat caption.Kalimat yang tidak relevan adalah bagian "Motor 300cc" dan bagian hiperbolis adalah "Motor ini khusus buat nabrakin pengemis pinggir jalan loh gaes". Motor dalam foto tersebut jika diteliti merupakan motor maticmerek Honda-Beat atau Honda-Vario di mana spesifikasinya mungkin hanya 110cc - 125cc saja. Kemudian dalam kalimat yang ditandai kedua, tidak akan mungkin "D" menabrak para pengemis karena tentunya ia bisa ditangkap dan masuk penjara.

Dalam dunia layar, manusia bebas menjadi dirinya untuk menutupi kekurangan dan meyempurnakan diri melalui mekanisme tatapan (Piliang, 2008: 60-61). Pamer, menurut KBBI adalah menunjukkan (mendemonstrasikan) sesuatu yang dimiliki kepada orang lain dengan maksud memperlihatkan kelebihan atau keunggulan untuk menyombongkan diri. Pamer tidak selalu melulu bermakna negatif. Media memberikan penggunanya sebuah kepalsuan identitas yang secara sosial dikonstruksikan oleh dirinya sendiri (Piliang, 2008: 63). 

Manusia perlu memperlihatkan sesuatu dalam dirinya untuk kemudian dapat dikenal oleh orang banyak. Memamerkan karya contohnya. Melalui media sosial Instagram, kita bisa memamerkan hasil karya fotografi, ilustrasi, videografi, musik, komik, cerita, acara, pencapaian, dan sebagainya. Bahkan, tidak sedikit dampak pamer positif bisa menstimulasi orang lain untuk terus berusaha dalam menggapai cita-citanya, mengembangkan diri, dan berkarya. Namun tentu tidak semua warganet terkena dampak postifnya. Saking inginnya untuk mendapat pengakuan, pujian, banyak pula orang yang akhirnya hanya bersandiwara di Instagram. 

Menurut Piliang, layar elektronik tidak hanya dapat dilihat secara perseptual sebagai representasi ikonis realitas, tetapi juga halusinasi yang dapat dialami sebagai pengalaman yang seakan-akan nyata, padahal halusinasi. (Piliang, 2008: 291). Maka dalam kasus dewasa ini, tidak sedikit yang mencuri karya orang lain hanya untuk sekedar "feeds" dan dipuji. Atau bahkan foto dan video yang dishare di Instagram memang semata-mata untuk dapat pujian. Perihal benar tidaknya foto atau video tersebut tidaklah penting, yang penting sekarang adalah menjadi viral,sehingga banyak warganet yang memuji bahkan mengejek.

3. Lumpuhnya dalam Memilih Konten yang Dipamerkan

Saking bebas dan mudahnya penggunaan media sosial Instagram, maka akhirnya banyak juga warganet yang menyalahgunakan Instagram justru untuk memamerkan konten-konten yang tidak layak. Salah satu contohnya berita yang sedang sangat naik daun setidaknya satu tahun terakhir adalah kemunculan "pelakor" alias perebut laki orang, di mana fenomena yang terjadi adalah warganet yang dicap sebagai "pelakor" sudah dengan percaya dirinya memamerkan kemesraan saat sedang berselingkuh dengan suami orang lain. Didukung dengan media Instagram yang menyediakan berbagai macam fitur, maka pengguna semakin merasa bebas dan merasa aman ketika membagikan konten yang sensitif menuai pro maupun kontra.

Dalam fenomena ini, ada beberapa kasus yang benar-benar terjadi dan menjadi viraldi media sosial Instagram. Seorang siswi kelas 12 SMA disebut-sebut telah merebut suami orang. Namun bukan itu saja yang membuat masalah ini berkembang begitu pesatnya, tapi karena siswi tersebut membagikan foto-foto dirinya bersama suami orang yang sedang melakukan adegan yang tidak pantas melalui Instagram. 

Sang istri yang kemudian memergoki postingan tersebut akhirnya mengambil tindakan untuk meng-capturefoto-foto tersebut sebagai bukti kelakuan siswi tersebut yang sudah sangat tidak sopan. Kemudian hasil capturetersebut ia bagikan melalui akun Facebook pribadinya. Menjadi viral,warganet kemudian mengomentari dan membagikannya terus bahkan masalah ini diangkat oleh beberapa acara di beberapa stasiun televisi. Berikut dua foto yang diunggah oleh siswi tersebut melalui akun Instagram pribadinya.

Rahasia-rahasia ruang pribadi meliputi tingkah laku, kebiasaan, gaya hidup, seks, tubuh kini di ruang publik media menjadi milik massa, inilah yang disebut oleh Baudrillard sebagai hipervisibilitas, yaitu menampilkan kedalam layar segala bentuk rahasia pribadi sebagai milik publik. (Piliang, 2008: 282). Foto-foto syur yang diunggah oleh siswi tersebut sangatlah tidak pantas. Beberapa fotonya bahkan bisa dipidanakan dalam kasus konten pornografi. Namun, bukannya malu atau segera menyadari kesalahannya, siswi tersebut justru bangga karena ia telah memenangkan hati sang pria, dan tidak peduli komentar warganet perihal konten yang pernah ia bagian terdahulu. Merasa memiliki hak dalam membagikan konten di akun pribadi, pengguna Instagram akhirnya tidak dapat menyaring konten-konten apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dibagikan.

Di depan layar, warganet  tidak hanya menonton, melihat, merespons, akan tetapi dalam waktu yang besamaan, mereka sedang diawasi, dimata-matai, direkam, didata, dan diklasifikasikan oleh pihak tertentu untuk aneka kepentingan. (Piliang, 2008: 284). Sama halnya dengan "sejoli" ini, wajah dan nama dari siswi serta "pasangan selingkuhnya" sudah tersebar luas di Intenet. Bisa dikatakan, citra dari dua "sejoli" ini telah rusak. Kasus ini membuktikan bahwa telah bergesernya fungsi sosial media yang semula hanya untuk menghubungkan kerabat, sekarang justru menjadi tempat untuk bertengkar, bullying,pamer hal-hal yang tidak pantas dan tidak selaras dengan kebudayaan adat istiadat yang ada di Indonesia. Tidak sedikit masalah yang muncul di media sosial berawal dari pamer, salah satunya kasus ini.

4. Dampak dari Gaya Hidup yang Terlalu "Show Off" di Media Sosial Instagram

Masyarakat dewasa ini telah menjadikan media sosial sebagai teman hidup, khususnya instagram. Bahkan kelompok masyarakat tertentu menjadikannya sebagai kebutuhan primer dalam menjalani kehidupan. Masyarakat larut dalam sifat diskontinyu media internet yang membelah diri antara dunia virtual dan dunia realitas. Sebagian besar generasi muda telah menempatkan media sosial sebagai sebuah "panutan". 

Interaksi remaja dengan media elektronik jauh lebih sering daripada komunikasi mereka dengan orang tua atau guru mereka. Hal tersebut telah menggeserkan tradisi berkumpul di rumah bersama keluarga yang mengakibatkan terjadinya kebebasan moral yang tidak terkontrol. Lalu, penggunaan instagram dalam memenuhi hasrat pamer berakibat buruk pada keberlanjutan moral, apabila kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus tanpa adanya penyaringan (filter) dari masing-masing pengguna. Hal ini dapat dimaknai sebagai gaya hidup yang wajar sehingga menimbulkan pergeseran budaya.

Penyikapan media sosial yang tidak baik melalui gaya hidup pamer, mampu memberikan dampak negatif kejiwaan penggunanya. Karena, pada hakikatnya manusia tidak pernah merasa puas dan selalu ingin diperhatikan, dipuji, diakui, dan diapresiasi. Maka, timbul berbagai kecemasan, selalu melasa kurang, dan tidak percaya diri. Selain itu, ruang pribadi yang terlalu di ekspos ke dunia virtual, menimbulkan ancaman seperti kemungkinan untuk diretas, penganiyaan (bullying) pencurian, dan tindakan kriminal lain baik langsung maupun tidak langsung. (Piliang, 2008: 279).

SOLUSI SECARA DKV

Dalam menyikapi fenomena gaya hidup pamer di instagram, desain komunikasi visual mampu memberikan sumbangsih melalui karya desain yang berbasis non-profit. Salah satunya, dapat membuat propaganda seperti iklan layanan masyarakat yang berkonsep untuk. Mengingat fitur yang ada di Instagram sekarang ini menyediakan ruang beriklan bagi siapapun yang akan dimunculkan dalam timelinedan Insta-Story secara random. 

Video propaganda yang akan disajikan mengandung bahasan betapa kita sebagai pengguna sosial media harus cerdas dalam memilih konten apa yang pantas dan tidak pantas untuk dipamerkan terhadap publik. Misalnya, dalam sebuah video dalam dursi 30 detik, membicarakan bagaimana akibatnya jika konten tidak terlebih dahulu disaring untuk kemudian dibagikan, dengan contoh-contoh kasus yang pernah viral dan berakhir tidak baik karena gaya hidup pamer yang tidak bagus.Video dibuat semenarik mungkin seperti iklan film pendek Samsung berjudul "Bitter Love" sehingga target tertarik untuk kemudian menyaksikan dan mengingat pesan yang disampaikan.

KESIMPULAN

Menurut Adorno, kini orang "melihat dirinya sedang melihat dirinya" di dalam layar (culture if narcissism). Media sosial memang harus diakui telah menjadi faktor yang sangat menentukan kehidupan manusia dengan kemajuannya, akan tetapi selain memberikan kemajuan di bidang lain, media sosial juga memiliki dampak negatifnya dalam segi-segi tertentu, seperti munculnya hoax, terjadinya aksi bullying, aksi pamer berlebihan yang pada akhirnya merusak moral penggunanya. 

Pamer sekarang ini sudah menjadi gaya hidup, baik pamer dalam arti "negatif" di mana konten-konten yang dipamerkan tidak sesuai dengan norma dan budaya bangsa, maupun dalam arti "positif" di mana konten bersifat membangun, menghibur, dan sebagainya. Sayangnya, pamer dalam arti negatif ini justru semakin lama semakin menjadi kebiasaan yang buruk dan tidak baik. Memamerkan hal-hal bersifat pribadi contohnya. Sangat disayangkan, sekarang ini masalah pribadi dan aib justru dipamerkan melalui sosial media dengan bangga dan beralasan hak pengguna bebas untuk membagikan konten apapun sebebas-bebasnya. Meskipun undang-undang sudah dibuat seperti pornografi dan undang-undang ITE, namun nampaknya tidak memberikan efek was-was terhadap para pengguna Instagram.

 Perlu adanya sesuatu yang menjadi acuan dan arahan di mana pengguna Instagram akhirnya lebih menyaring konten apa yang pantas dan layak untuk dipamerkan terhadap publik, yang tentunya sesuai dengan norma dan budaya yang dipahami di Indonesia. Tapi tentu, perlunya kesadaran dari kita pada pengguna media Instagram untuk kemudian lebih mengontrol konten yang dipamerkan. Selain itu, dengan tidak memberika perhatian kepada pengguna yang sering memamerkan konten negatif juga cukup efektif. Seperti yang sudah disinggung, manusia memamerkan sesuatu untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan. Jika tidak mendapatkan perhatian dan pengakuan maka mereka akan jera dengan sendirinya dan tidak akan melakukan hal yang sama.

REFERENSI

Hipwee. April 2017. "Medsos Darurat Malu! Pelakor Makin Bebas Pamer Perselingkuhan di Sosial Media" . Diakses pada 23 Desember 2017. https://www.hipwee.com/wedding/pelakor-makin-tak-tahu-malu-selingkuh-dengan-suami-orang-kini-justru-diumbar-di-sosial-media-what/

Hipwee. Desember 2017. "Semakin Bergesernya Fungsi Media Sosial: Cewek Ini Ungkap Perselingkuhan Suaminya dengan Anak SMA". Diakses 23 Desember 2017. https://www.hipwee.com/hiburan/semakin-bergesernya-fungsi-media-sosial-cewek-ini-ungkap-perselingkuhan-suaminya-dengan-anak-sma/

Piliang, Yasraf Amir. 2008. Multiplisitas dan Diferensi Redefinisi Desain, Teknologi, dan Humanitas. Yogyakarta. Jalasutra.

Leary, Timothy. 1994. Chaos and Cyber Culture. California. Ronin Publising, Inc.

Mbete, A. M., dkk. 2013. Dinamika Bahasa Media Televisi, Internet, dan Surat Kabar.Denpasar. Udayana University Press.

PENULIS : Aenun Dafiq - Agustina Elda - Melinda Iryano - Muhammad Qowiyul - Salsabiilaa Maura

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun