Foto ini mendapatkan 100.000 lebih likes dan komentar sebanyak 600 lebih. Tidak semua komentarnya positif, ada juga beberapa warganet yang berkomentar negatif. Lagi, disamping konten yang disampaikan memiliki maksud yang disengaja maupun tidak, adanya perasaan bangga ketika pengguna mendapatkan penghargaan dari warganet berupa likesdan komentar. Dalam hal ini, Randy Martin mendapatkan perhatian cukup tinggi dari warganet dilihat dari jumlah komentar dan likesnya. Romantis dan mewah mendominasi konten tersebut sehingga menarik warganet untuk memberikan perhatiannya terhadap kedua pasangan ini.
2. Instagram VS Kenyataan
Dalam dunia layar, manusia bebas menjadi dirinya untuk menutupi kekurangan dan meyempurnakan diri melalui mekanisme tatapan (Piliang, 2008: 60-61). Pamer, menurut KBBI adalah menunjukkan (mendemonstrasikan) sesuatu yang dimiliki kepada orang lain dengan maksud memperlihatkan kelebihan atau keunggulan untuk menyombongkan diri. Pamer tidak selalu melulu bermakna negatif. Media memberikan penggunanya sebuah kepalsuan identitas yang secara sosial dikonstruksikan oleh dirinya sendiri (Piliang, 2008: 63).Â
Manusia perlu memperlihatkan sesuatu dalam dirinya untuk kemudian dapat dikenal oleh orang banyak. Memamerkan karya contohnya. Melalui media sosial Instagram, kita bisa memamerkan hasil karya fotografi, ilustrasi, videografi, musik, komik, cerita, acara, pencapaian, dan sebagainya. Bahkan, tidak sedikit dampak pamer positif bisa menstimulasi orang lain untuk terus berusaha dalam menggapai cita-citanya, mengembangkan diri, dan berkarya. Namun tentu tidak semua warganet terkena dampak postifnya. Saking inginnya untuk mendapat pengakuan, pujian, banyak pula orang yang akhirnya hanya bersandiwara di Instagram.Â
Menurut Piliang, layar elektronik tidak hanya dapat dilihat secara perseptual sebagai representasi ikonis realitas, tetapi juga halusinasi yang dapat dialami sebagai pengalaman yang seakan-akan nyata, padahal halusinasi. (Piliang, 2008: 291). Maka dalam kasus dewasa ini, tidak sedikit yang mencuri karya orang lain hanya untuk sekedar "feeds" dan dipuji. Atau bahkan foto dan video yang dishare di Instagram memang semata-mata untuk dapat pujian. Perihal benar tidaknya foto atau video tersebut tidaklah penting, yang penting sekarang adalah menjadi viral,sehingga banyak warganet yang memuji bahkan mengejek.
3. Lumpuhnya dalam Memilih Konten yang Dipamerkan
Saking bebas dan mudahnya penggunaan media sosial Instagram, maka akhirnya banyak juga warganet yang menyalahgunakan Instagram justru untuk memamerkan konten-konten yang tidak layak. Salah satu contohnya berita yang sedang sangat naik daun setidaknya satu tahun terakhir adalah kemunculan "pelakor" alias perebut laki orang, di mana fenomena yang terjadi adalah warganet yang dicap sebagai "pelakor" sudah dengan percaya dirinya memamerkan kemesraan saat sedang berselingkuh dengan suami orang lain. Didukung dengan media Instagram yang menyediakan berbagai macam fitur, maka pengguna semakin merasa bebas dan merasa aman ketika membagikan konten yang sensitif menuai pro maupun kontra.
Dalam fenomena ini, ada beberapa kasus yang benar-benar terjadi dan menjadi viraldi media sosial Instagram. Seorang siswi kelas 12 SMA disebut-sebut telah merebut suami orang. Namun bukan itu saja yang membuat masalah ini berkembang begitu pesatnya, tapi karena siswi tersebut membagikan foto-foto dirinya bersama suami orang yang sedang melakukan adegan yang tidak pantas melalui Instagram.Â
Sang istri yang kemudian memergoki postingan tersebut akhirnya mengambil tindakan untuk meng-capturefoto-foto tersebut sebagai bukti kelakuan siswi tersebut yang sudah sangat tidak sopan. Kemudian hasil capturetersebut ia bagikan melalui akun Facebook pribadinya. Menjadi viral,warganet kemudian mengomentari dan membagikannya terus bahkan masalah ini diangkat oleh beberapa acara di beberapa stasiun televisi. Berikut dua foto yang diunggah oleh siswi tersebut melalui akun Instagram pribadinya.