Mohon tunggu...
Erson Bani
Erson Bani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis buku "Lara Jasad" (2023), "Melayat Mimpi" (2023), Senandika dari Ujung Negeri: Kumpulan Opini dan Esai tentang Pendidikan, Sosial, Budaya, dan Agama (2024)

Hanya ingin mengabadikan kisah lewat aksara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Generasi Kanguru, Minimnya Lapangan Pekerjaan dan Suburnya Mentalitas "Strowberry Generation"

14 Juni 2024   17:41 Diperbarui: 20 Juni 2024   14:11 2155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Lulusan perguruan tinggi, Liu Qian, sedang bekerja dengan laptopnya di kamar yang disewanya di sebuah apartemen di Beijing, China, 7 Juli 2022. (Foto: AP PHOTO/OLIVIA ZHANG via KOMPAS.ID)

Bahkan generasi milenial yang bekerja untuk menanggung kehidupan keluarga (orang tua, adik, dan kakak) masuk dalam kategori tersebut.

Ketiga, kangaroo generation. Generasi kanguru merupakan istilah yang menggambarkan situasi seseorang yang masih tinggal bersama orang tua meski sudah berusia 25-35 tahun. 

Sama halnya dengan anak kanguru yang kemana-mana selalu dibawa ibunya. Istilah ini lebih tepatnya ditujukan pada mereka yang hidupnya masih terus bergantung pada orang tua meskipun sudah memasuki usia produktif untuk bekerja. 

Situasi anak muda di Korea Selatan yang kehidupannya masih bergantung pada orang tua menjadi salah satu alasan munculnya sebutan ini.

Generasi Kanguru: Suburnya Mentalitas Stroberi dan Kurang Lapangan Pekerjaan?

Anggota band K-pop BTS, Jin, memberi hormat setelah keluar dari wajib militer di luar pangkalan militer di Yeoncheo. (Sumber: IM BYUNG-SHIK/YONHAP VIA AP)
Anggota band K-pop BTS, Jin, memberi hormat setelah keluar dari wajib militer di luar pangkalan militer di Yeoncheo. (Sumber: IM BYUNG-SHIK/YONHAP VIA AP)

Dalam Surat Harian South China Morning Post, pada Selasa, 11 Juni 2024 dikatakan bahwa peran kakek dan nenek sangat dibutuhkan untuk cucu cucu mereka. 

Mereka banyak menghabiskan banyak waktu dan uang bersama cucu mereka hanya karena orang tua sulit mengurus anak dan inflasi yang tinggi. 

Pada 2020, layanan Ketenagakerjaan Korsel mencatat sebanyak 66 persen warga Korsel yang berusia 25-34 tahun masih tinggal bersama dengan orang tua atau masih dibiayai orang tuanya meski tidak serumah. 

Data The Korean Times pada 6 Juni 2024 menuliskan bahwa sebanyak 66 persen anak muda di Korsel menganggur dan tidak lulus kuliah. 

Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang dialami Kim Young-joon (30) yang merupakan lulusan S-2 dan belum juga bekerja. Ia bahkan sering ribut dengan orang tua karena sering diminta untuk mencari kerja. Namun, ia mengatakan bahwa ia belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun