Ramainnya aktivitas dalam dunia maya tidak menutup kemungkinan jika setiap kompetisi yang berkaitan dengan internet akan mendapat tempat yang besar di dunia saat ini. Hal yang sama tentunya akan dirasakan oleh sekelompok orang yang sudah mulai bermain dalam game online.Â
Besar kemungkinan akan ada banyak cabang olahraga yang dilakukan melalui online. Hal ini semakin besar harapan bahwa setiap bisa mendapatkan hasil dari baik dari berbagai permainan online. Berdasarkan data dari dataindonesia.id, jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2023 telah menyentuh angka 212 juta. Berita ini tentu menjadi kabar baik karena salah satu cara seseorang bisa mendapatkan uang dari permainan game online yang dilakukan adalah banyaknya jumlah view. Semakin profesional seseorang dalam bermain game semakin besar kemungkinan bagi dia untuk mendapatkan penghasilan.
      Di balik semua tawaran menarik yang sudah terpampang di depan mata, apakah bisa mempengaruhi pola pikir orang tua? Setiap orang tua tentu memiliki pandangan yang berbeda-beda untuk anak-anaknya. Mereka sadar betul tentang hal positif dan negatif bagi anak, besarnya peluang dan besarnya kerugian yang akan dialami oleh seorang anak di masa mendatang dengan apa yang ia lakukan sekarang. Tentu banyak pertimbangan yang dimiliki oleh orang tua ketika berhadapan dengan masalah ini.Â
Mungkin ada orang tua yang memberikan ruang bagi anak-anak mencari kehidupan dengan cara seperti ini. Namun sebagian besar orang tua masih meragukan dampak postif dari game online.
Game Online dan Ketakutan Orang tua
        Game online menjadi monster yang ditakuti oleh orang tua. Berbagai cara dilakukan orang tua agar anaknya tidak terjerumus dalam permainan dunia maya. Misalnya, membatasi penggunaan handphone, memperbanyak pelajaran tambahan setelah pulang sekolah maupun kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat, bahkan ada orang tua yang mamasang aplikasi untuk memantau penggunaan aplikasi yang digunakan anak. Apakah ini sebuah kesalahan?Â
Apakah ini pandangan kuno yang seharusnya dibuang? Tentu tidak. Orang tua memiliki pandangan yang berbeda. Dari segi pengalaman, mereka sudah tahu jika ketidakseriusan dalam belajar (sekolah) memberikan dampak buruk bagi masa depan.
       Ketakutan orang tua akan game online didasarkan pada hal-hal akademik. Ada beberapa akibat apabila seseorang anak kecanduan dalam bermain game online. Misalnya, anak akan mengalami penurunan dalam bidang akademik di sekolah. Dengan banyaknya waktu yang digunakan untuk bermain game membuat anak memiliki waktu yang sangat sedikit untuk serius belajar. Kedua, anak akan mengalami masalah kepribadian. Perubahan tingkah laku dalam kehidupan sosial akan terganggu. Anak lebih senang untuk mengurung diri di dalam kamar, mencari circle pertemanan dengan orang yang berada di dunia maya.
       Selain itu, perubahan perilaku yang bisa terjadi adalah anak akan menggunakan bahasa yang kotor, kasar, dan tidak senonoh yang sebaiknya tidak diucapkan oleh anak-anak seusianya. Dengan permainan yang hanya mengandalkan voice tanpa tahu wajah orangnya, seseorang akan lebih bebas berekspresi. Namun, ada kesalahan pemanfaat kebebasan ekspresi dalam konteks ini. Anak bebas untuk marah, menghujat, melakukan diskriminasi, bullying, dan banyak kejahatan lainnya yang bisa saja terjadi efek game online.Â
Tidak heran jika ada orang tua yang kaget dengan perubahan perilaku anak yang jarang untuk berinteraksi dengan teman-teman waktu di rumah tetapi memiliki kosakata yang baru dan sangat tidak layak untuk diucapkan.
       Satu hal yang patut diwaspadai oleh orang tua ketika membiarkan anaknya aktif dalam bermain game online adalah tindakan kriminal. Berawal dari kebencian yang dialami dalam permainan, seseorang bisa saja melakukan aksinya untuk membalas dendam. Namun, tindakan kriminal yang dimaksudkan bukan hanya berupa kekerasan fisik. Ada juga beberapa tindakan yang masuk dalam tindakan kriminal seperti pencurian, penipuan, perjudian, dan berbagai tindakan lainnya yang bisa merugikan salah satu pihak.Â