Â
Game online manambah satu daftar ketakutan orang tua zaman sekarang. Banyak orang tua yang tidak mengizinkan anaknya bermain game online. Ketakutan ini tentu beralasan. Orang tua sadar bahwa bahaya yang akan dialami oleh anak-anak dikemudian hari bukan hal yang sepele. Namun, apakah mengekang anak untuk bermain game online menjadi cara yang tepat dalam pendampingan perkembangan anak. Ada banyak alasan yang dimiliki orang tua dari tindakan membatasi ruang gerak permainan ini bagi anak. Apakah cara seperti ini masih layak untuk kehidupan anak saat ini apalagi dengan berbagai tawaran menarik melalui jalan ini?
Prestasi anak muda dalam permainan game online sepertinya bisa memberikan ruang bagi orang tua untuk mengijinkan anaknya bebas dalam bermain game. Ada banyak anak muda zaman sekarang yang mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan prestasi dalam bidang olahraga atau game online (e-sport).Â
Bahkan dunia sudah memberikan ruang yang besar untuk perlombangan e-sport. Apalagi saat ini ada banyak content creator yang hidup dari game online. Mereka mendapat penghasilan yang luar biasa berkat kemampuan bermain game yang sudah mencapai level profesional (professional player). Bisakah anak muda memanfaat celah prestasi ini untuk meluluhkan hati, meredam ketakutan dan memberikan keyakinan tentang bahaya game online?
Â
Prestasi Anak Muda Indonesia dalam Game Online
      Indonesia tercatat sudah dua kali memenangkan emas dalam bidang olahraga game online PUBG Moblie. Pada 14 Mei 2023, timnas PUBG Mobile Indonesia berhasil membawa pulang medali emas dari Kamboja. Dari 2 tim yang diutus untuk berlaga (INA 1 dan INA 2), salah satunya (INA 2) berhasil meraih medali emas. Medali emas yang diperoleh dari cabang e-sport ini ini semakin menambahkan jumlah perolehan medali dan sudah melampaui target. . Dua kali berturut-turut, timns Indonesia berhasil meraih medali emas dalam lomba grup. Indonesia masih memiliki harapan untuk mendapatkan medali emas dalam lomba PUBG Mobile solo.
      PUBG Mobile menjadi salah satu e-sport yang diperlombakan dalam ajang dua tahun Asia Tenggara (SEA Games). E-sport pertama kali diperkenalkan masuk dalam jajaran perlombaan SEA Games pada tahun 2019 di Filipina. Pada saat itu, hanya ada enam cabang olahraga e-sport yang dilombakan, yakni Mobile Legends, Dota 2, StarCraft II, Arena of Valor (AoV), Heartstone, dan Tekken 7. Sejak tahun 2021, PUBG Mobile masuk dalam jajaran perlombaan e-sport.
      Selain PUBG Mobile, ada banyak perlombaan e-sport yang ada dalam kompetisi beberapa negara Asia Tenggara tersebut. Hal ini mau menunjukkan bahwa game online tidak sepenuhnya buruk di mata orang tua. Ada sisi positif yang bisa diperoleh dari game online. Menyumbangkan medali dalam perlombaan internasional bukan hal yang mudah. Para gamer tentu sudah melewati berbagai seleksi yang ketat untuk bisa menjadi pro player.
Sehingga bisa dikatakan bahwa mereka yang dipilih untuk mewakili Indonesia adalah para pemenang yang tentunya mungkin saja pernah mengalami larangan dari orang tua dalam bermain game online. Selain dalam SEA Games, tahun 2023, Tim PUBG Mobile Indonesia (Alter Ego) berhasil memangkan perlombangaan Turnamen PUBG Mobile Level Asia Tenggara dengan tajuk PMSL (PUBG Mobile Super League). Sebuah prestasi yang luar biasa dari bidang e-sport.
      Selain prestasi kanca internasional, pekerjaan sebagai gamer juga cukup menjanjikan. Ada banyak anak muda yang memilih untuk menjadi content creator. Dengan keahlian bermain game yang profesional mereka bisa menghasilkan uang dari rumah. Ada banyak pro player yang sudah membuktikan betapa besarnya penghasilan dengan melakukan game online. Mereka seakan memberikan angin segar ke dalam ruang pikiran orang tua yang sudah lama tertutup rapat tentang persepsi game online. Bermain game online adalah bakat yang dimiliki oleh seorang anak dan perlu untuk dikembangkan.
      Ramainnya aktivitas dalam dunia maya tidak menutup kemungkinan jika setiap kompetisi yang berkaitan dengan internet akan mendapat tempat yang besar di dunia saat ini. Hal yang sama tentunya akan dirasakan oleh sekelompok orang yang sudah mulai bermain dalam game online.Â
Besar kemungkinan akan ada banyak cabang olahraga yang dilakukan melalui online. Hal ini semakin besar harapan bahwa setiap bisa mendapatkan hasil dari baik dari berbagai permainan online. Berdasarkan data dari dataindonesia.id, jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2023 telah menyentuh angka 212 juta. Berita ini tentu menjadi kabar baik karena salah satu cara seseorang bisa mendapatkan uang dari permainan game online yang dilakukan adalah banyaknya jumlah view. Semakin profesional seseorang dalam bermain game semakin besar kemungkinan bagi dia untuk mendapatkan penghasilan.
      Di balik semua tawaran menarik yang sudah terpampang di depan mata, apakah bisa mempengaruhi pola pikir orang tua? Setiap orang tua tentu memiliki pandangan yang berbeda-beda untuk anak-anaknya. Mereka sadar betul tentang hal positif dan negatif bagi anak, besarnya peluang dan besarnya kerugian yang akan dialami oleh seorang anak di masa mendatang dengan apa yang ia lakukan sekarang. Tentu banyak pertimbangan yang dimiliki oleh orang tua ketika berhadapan dengan masalah ini.Â
Mungkin ada orang tua yang memberikan ruang bagi anak-anak mencari kehidupan dengan cara seperti ini. Namun sebagian besar orang tua masih meragukan dampak postif dari game online.
Game Online dan Ketakutan Orang tua
        Game online menjadi monster yang ditakuti oleh orang tua. Berbagai cara dilakukan orang tua agar anaknya tidak terjerumus dalam permainan dunia maya. Misalnya, membatasi penggunaan handphone, memperbanyak pelajaran tambahan setelah pulang sekolah maupun kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat, bahkan ada orang tua yang mamasang aplikasi untuk memantau penggunaan aplikasi yang digunakan anak. Apakah ini sebuah kesalahan?Â
Apakah ini pandangan kuno yang seharusnya dibuang? Tentu tidak. Orang tua memiliki pandangan yang berbeda. Dari segi pengalaman, mereka sudah tahu jika ketidakseriusan dalam belajar (sekolah) memberikan dampak buruk bagi masa depan.
       Ketakutan orang tua akan game online didasarkan pada hal-hal akademik. Ada beberapa akibat apabila seseorang anak kecanduan dalam bermain game online. Misalnya, anak akan mengalami penurunan dalam bidang akademik di sekolah. Dengan banyaknya waktu yang digunakan untuk bermain game membuat anak memiliki waktu yang sangat sedikit untuk serius belajar. Kedua, anak akan mengalami masalah kepribadian. Perubahan tingkah laku dalam kehidupan sosial akan terganggu. Anak lebih senang untuk mengurung diri di dalam kamar, mencari circle pertemanan dengan orang yang berada di dunia maya.
       Selain itu, perubahan perilaku yang bisa terjadi adalah anak akan menggunakan bahasa yang kotor, kasar, dan tidak senonoh yang sebaiknya tidak diucapkan oleh anak-anak seusianya. Dengan permainan yang hanya mengandalkan voice tanpa tahu wajah orangnya, seseorang akan lebih bebas berekspresi. Namun, ada kesalahan pemanfaat kebebasan ekspresi dalam konteks ini. Anak bebas untuk marah, menghujat, melakukan diskriminasi, bullying, dan banyak kejahatan lainnya yang bisa saja terjadi efek game online.Â
Tidak heran jika ada orang tua yang kaget dengan perubahan perilaku anak yang jarang untuk berinteraksi dengan teman-teman waktu di rumah tetapi memiliki kosakata yang baru dan sangat tidak layak untuk diucapkan.
       Satu hal yang patut diwaspadai oleh orang tua ketika membiarkan anaknya aktif dalam bermain game online adalah tindakan kriminal. Berawal dari kebencian yang dialami dalam permainan, seseorang bisa saja melakukan aksinya untuk membalas dendam. Namun, tindakan kriminal yang dimaksudkan bukan hanya berupa kekerasan fisik. Ada juga beberapa tindakan yang masuk dalam tindakan kriminal seperti pencurian, penipuan, perjudian, dan berbagai tindakan lainnya yang bisa merugikan salah satu pihak.Â
Tindakan seperti ini sangat mungkin apabila seseorang kecanduan dalam bermain game online. Hampir sama dengan orang yang kecanduan narkotik, game online susah membuat seseorang beralih darinya jika sudah terjerumus dalam alur permainannya.
       Itulah beberapa alasan yang seperti sudah menjadi bagian dari kehidupan orang tua tentang pentingnya melarang anak terlibat dalam game online. Orang tua sadar bahwa keberhasilan beberapa orang dalam dunia gamer mungkin menjadi jalan baginya.Â
Namun, larangan bagi anak yang kecanduan bermain game online adalah sebuah keharusan karena ada harapan yang lebih menjanjikan di masa depan melalui sekolah. Pengambilan keputusan orang tua bagi anak di zaman sekarang sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan hidupnya di masa depan yang tidak hanya bagaimana bisa menghasilkan uang dan mendapatkan kebahagiaan tetapi bisa membangun hidup akademik, sosial, dan spiritual yang baik. Jadi, orang tua berhak memberikan pilihan kepada anak jika berhadapan dengan situasi seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H