"Iya, iya..., saya ke sana!" sahut Jeni kesal.
"Untung dapet besar, kalo nggak..., iiish!" ujarnya kesal.
sambil menggerutu, Jenipun memasukkan semangka-semangka itu ke karung kembali, lalu mengikatnya di jok motor.
"Maaa!" panggil Jena dan Jeno.berbarengan.
"Ntar, Mama mau anter ini dulu!" sahut Jeni sambil mengegas motornya keluar rumah.
Dia tak mengacuhkan panggilan kedua anaknya.
Sesampainya di rumah Bu Tintin, dia segera menagih uangnya.
"Sabar, apa! Saya mau potong semangkanya dulu..." sahut Bu Tintin semringah, "cuaca panas gini seger kan, makan semangka!" katanya sambil menyuruh Bu Entin mengambil karung di jok motor Jeni.
Bu Entin sigap menurunkan karung itu. Walau usianya sudah sepuh, tapi tenaganya tak kalah dari Jeni yang masih berusia dua puluhan.
Bu Entin asisten rumah tangga Bu Tintin yang berpengalaman dalam hal memilih perbuahan dan persayuran.
Saat melihat semangka di karung Jeni, alisnya mengerenyit.