"Key?" desisnya tak percaya.
Mata Marko memanas. Dia segera menghampiri gadis itu.
"Ayaaah!" pekik gadis itu seraya menghambur dan menangis dalam pelukannya.
Marko memeluk erat tubuh kurus gadis itu. Perasaan baru kemarin, gadis itu hanya bisa meraih pinggangnya. Kini gadis itu sudah tumbuh begitu pesat. Tingginya sudah sama dengannya.
"Akak, ayo kita pulang! Mama di rumah pasti khawatir!" tegur suara cadel seorang bocah laki-laki berusia sekitar enam tahun.
Mata bocah itu menatap tajam Marko. Ada sorot tak bersahabat di matanya.
"Ini adikmu?" tanya Marko seraya menatap ramah pada sang bocah itu.
"Iya, dia adikku, yang lahir saat ayah tengah terjerat cinta Sukriati!" sahut Key ketus.
"Diaa...?" tanya Marko dengan suara getir.
Berarti omongan Elis saat itu benar. Dia tengah mengandung. Tapi Marko tak percaya, karena sepengetahuannya, Elis sudah steril, setelah kematian anak mereka yang kedua.
"Marko, tolong pulang dulu... Aku hamil..." kata Elis 7 tahun lalu tersedu di telepon.