"Aamin...," sahut sang ibu sambil menengadah tangan dan mengusap wajahnya.
"Aamin ya robal alamin!" sahut Sasa dan Momo berbarengan.
"Alhamdulilah, anak mama pinter-pinter semua. Kalo ada ucapan menganggap kita orang mampu, kita harus segera aminin, ya! Biar dijabah Allah anggapan itu!" ujar sang ibu dengan tersenyum.
"Ya, Ma! Kita harus bersyukur dengan keadaan kita, bukan?" sahut Sasa sambil memeluk sang mama.
"Iya, iya... walau makan Senin Kamis, harus tetap bersyukur, karena masih banyak keadaan orang yang berada di bawah kita." ujar sang ibu sambil merangkul kedua anaknya itu dengan sayang.
"Matikan tivinya, biar irit listrik, Mo!" tegur ibu dengan lembut, "nih mama suapin, kali ini kita makan sayur asem dengan kuah yang melimpah! Hehe...," seru sang ibu sambil menyodorkan nasi dengan sayur asem yang berkuah banyak itu.
"Ayo, kita makan!" seru sang kakak seraya menghambur ke dapur.
Dia mengambil nasi secukupnya, dan mengambil kuah sayur yang banyak dan beberapa potong daging, yang bergerak bebas di dasar panci.
"Mama pintar sekali! Daging KJP dibagi empat, Â dan dimasak setiap Minggu, hihi...," kekehnya riang.
"Naah, kan? Kita masih harus bersyukur, kan? Masih bisa makan daging dari tebus pangan murah, tuh!" sahut sang ibu lagi sambil tersenyum.
"Sabar ya, Ma! Nanti kalo Ade sudah besar, tiap hari kita akan makan daging terusss!" celetuk Momo dengan gaya lucu.